Selamat Datang di Blog Sulaiman, Semoga Bermanfaat (...

Recent Post

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 21 April 2013

Penemuan Tembok Ya`juj dan Ma`juj

Penemuan Tembok Ya`juj dan Ma`juj

Tulisan saya kali ini sengaja mengajak Anda sekalian untuk kembali mengulik sejarah masa lalu. Dan yang menjadi bahasan kali ini adalah mengenai kaum barbar yang diberi nama Ya’juj dan Ma’juj. Kaum ini adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati sebuah perkampungan, mereka pun membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenanya, ketika Dzulkarnain datang, penduduk minta dibuatkan benteng agar mereka (Ya`juj dan Ma`juj) tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan uraian lengkapnya:
1. Asal usul
Kata Ya’juj dan Ma’juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul ’Arab. Ya’juj dan Ma’juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan.
Ya’juj  dan Ma’juj diuraikan dua kali dalam Al-Qur`an. Yang pertama diuraikan dalam surat Al-Kahfi, sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhirya surat Al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dzulkarnain ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya.
Di antara tanda kiamat Kubra adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dari kurungannya. Keluarnya mereka sebagai tanda kiamat Kubra akan terjadi dan wajib kita imani karena dalil-dalil telah jelas menetapkannya. Adapun tanda kiamat Kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari RA:
Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang kalian perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau berkata: “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.” Beliau menyebutkan: “Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa as, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim no. 2901)
Selain itu, Ya`juj dan Ma`juj dalam hadits dari Zainab Binti Jahsh (isteri Nabi SAW), di jelaskan; “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) telah dibukanya penutup Ya`juj dan Ma`juj seperti ini!” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Sedangkan Allah SWT berfirman tentang Ya`juj dan Ma`juj ini:
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim” (QS. Al-Anbiyaa` [21] : 96)
Mengenai garis asal usul tentang siapa sebenarnya kaum ini para ulama telah berbeda pendapat, namun mereka sepakat bahwa Ya`juj dan Ma`juj termasuk spesies manusia. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya`juj dan Ma`juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya`juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma`juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat.
2. Ciri-ciri kaum Ya`juj dan Ma`juj
Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Nabi Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.

Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah hadits di Musnad Imam Ahmad (5/271), Al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9) berkata tentangnya: “Rawi-rawinya adalah rawi-rawi Ash-Shahih.” Hadits tersebut menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol dengan rambut merah kecoklatan, mata sipit, datang dengan cepat dari tempat yang tinggi.

Selain itu Rasulullah SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda:
“Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai” (HR. Ahmad)
3. Sifat dan kelakuan kaum Ya`juj dan Ma`juj
Dalam surat Al-Kahfi, Allah menjelaskan bahwa Ya’juj Ma’juj dikurung oleh Dzulkarnain dengan baja karena mereka berlaku biadab dan berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga mereka tidak bisa keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah.
Firman Allah SWT:
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj wa-Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu)’, hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.” (QS. Al-Kahfi: 93-98).
Mereka tidak akan keluar darinya sebelum janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir zaman sebagai tanda Kiamat yang sudah diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa turun dan membunuh Dajjal. Keluarnya mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam hadits no. 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu Hurairah, dan dishahihkan oleh Al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata: ‘Kita pulang, kita teruskan besok’. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: ‘Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah Ta’ala’. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata: ‘Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit.”
Pembicaraan tentang Ya’juj wa-Ma’juj ini ditutup dengan sebuah hadits An-Nawas bin Sam’an di Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal tentangnya.
Rasulullah bersabda: Ketika Isa dalam kondisi demikian, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam: ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tak seorang pun mampu memerangi mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di Ath-Thur’. Lalu Allah mengeluarkan Ya’juj wa-Ma’ juj, dan mereka mengalir dari segala penjuru. Rombongan pertama melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Rombongan terakhir menyusul sementara air danau telah mengering, mereka berkata: ‘Sepertinya dulu di sini pernah ada air’. Nabi Isa AS dan teman-temannya dikepung sehingga kepala sapi bagi mereka lebih berharga daripada 100 dinar, lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat di leher mereka, maka mereka mati bergelimpangan seperti matinya jiwa yang satu. Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka tidak ada sejengkal tempat pun di bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka. Lalu Nabiyullah Isa as dan teman-temannya berdoa kepada Allah, kemudian Allah menurunkan hujan deras yang mengguyur seluruh rumah, baik yang terbuat dari tanah atau kulit binatang. Hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin yang berkilauan.”
4. Kisah mereka dan Raja Dzulkarnain
Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada Al-Qur`an surat Al-Kahfi [18] ayat 94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab, sebagaimana bunyi kalimat berikut: “Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj[892] itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.
Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; “Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu” (QS. Al-Kahfi [18] : 84). Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM–552 M).
Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih. Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun sebuah benteng. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
5. Beberapa penelitian tentang tembok Ya`juj dan Ma`juj
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
6. Perkiraan lokasi tembok Ya`juj dan Ma`juj berada
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras (pegunungan Kaukasus). Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia.

Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tentang tembok penghalang yang dibangun oleh Iskandar Dzulkarnain untuk memenjarakan Ya’juj dan Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj dan Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj dan Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj dan Ma’juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj dan Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj dan Ma’juj itu.
Ya’juj dan Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzulkarnain, Raja Macedonia. Dzulkarnain kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih. Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj dan Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.
7. Kisah kaum Ya`juj dan Ma`juj di akhir zaman
Dikisahkan, bahwa nanti menjelang kiamat maka fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) sangat besar dan menyeluruh, tiada seorang manusiapun yang dapat mengatasinya. Jumlah mereka (golongannya) pun sangat banyak, sehingga kaum Muslimin akan menyalakan api selama tujuh tahun untuk berlindung dari penyerangan mereka, para pemanah dan perisai mereka. Seperti yang diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas berikut ini:
“Maka saat mereka telah keluar (dari dinding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja Zulkarnain), maka Allah SWT berfirman kepada Isa ibn Maryam: ”Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba (Ya’juj dan Ma’juj) yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hamba-Ku ke Thur (Thursina) ”
Dan di Thur terkepunglah Nabiyullah Isa AS beserta para sahabat-nya, sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini. Kemudian Nabiyullah Isa dan para sahabatnya menginginkan itu, maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka. Kemudian Isa AS dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan satu rumahpun di kota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh” (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi dari An-Nawwas bin Sam’am)
Dahsyatnya fitnah dan kejahatan kaum Ya’juj dan Ma’juj ini juga digambarkan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW sebagaimana berikut:
Rasulullah bersabda : Dinding pembatas Ya’juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi” (QS . Al Anbiyaa’ : 96). Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum Muslim akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, sambil membawa binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya’juj dan Majjuj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian dari mereka melewati sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut, maka mereka berkata: “Dulu di sini pernah ada air”. Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka (Ya’juj dan Ma’juj): “Penduduk bumi sudah kita habisi, maka berikutnya yang tertinggal adalah penduduk langit“, kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang menunjukkan suatu bencana dan fitnah. Maka tatkala rnereka sedang asyik berbuat demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus ulat ke pundak mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu kaum Muslim berkata: “Apakah ada seorang laki-laki yang berani mati untuk melihat, apa yang sedang dilakukan oleh musuh kita ini?” maka majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan tak takut mati, kemudian dia menemukan bahwa mereka semua (Yajuj dan Majjuj) telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (bertumpukan), maka laki-laki tersebut berseru: “Wahai semua kaum Muslim bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri sudah membinasakan musuhmu”, maka mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong” (Hadits riwayat Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hiban dan Hakim dari Abu Sa’id RA)
8. Penutup
Demikianlah uraian singkat mengenai kaum Ya`juj dan Ma`juj ini. Semoga dengannya bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian. Terbesit harapan agar kita semua semakin menyadari bahwa sejarah masa lalu itu janganlah pernah di lupakan. Tujuannya adalah untuk kembali mengingatkan kita tentang nilai-nilai kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Atau tentang peringatan-peringatan yang pernah Allah dan Rasulullah berikan bagi kehidupan kita. Selain itu juga untuk mengingatkan diri kita tentang apa yang perlu dilakukan sejak kini hingga masa depan nanti. Sehingga waktu-waktu yang kita lalui nanti tetap berjalan pada arah yang lurus dan benar.

Sejarah dan Asal Muasal Propinsi Jambi

Sejarah dan Asal Muasal Propinsi Jambi

Kali ini saya ingin mengajak Anda sekalian untuk menelaah lebih jauh tentang Propinsi Jambi. Sebuah wilayah yang sejak dulu telah menjadi pusat Melayu di pulau Sumatra. Tujuannya tiada lain hanya untuk kembali membangkitkan nilai nasionalisme dan kepercayaan diri bangsa ini, dengan mengenang dan mengambil nilai-nilai luhur yang pernah mereka wariskan.
1.Pendahuluan
Di Swarnadwipa (pulau emas) atau Pulau Sumatera, Provinsi Jambi merupakan bekas wilayah Kesultanan Islam Melayu Jambi (1500-1901 M). Kesultanan ini memang tidak berhubungan secara langsung dengan dua kerajaan Hindu-Buddha pra-Islam. Sekitar abad ke 6 – awal 7 M, berdiri Kerajaan Melayu (Melayu Tua) yang terletak di Muara Tembesi (kini masuk wilayah Batanghari, Jambi). Catatan Dinasti Tang mengatakan bahwa awal abad ke 7 M dan lagi pada abad ke 9 M, Jambi mengirim duta/utusan ke Empayar China (Wang Gungwu 1958; 74). Kerajaan ini bersaing dengan Sri Wijaya untuk menjadi pusat perdagangan.
Letak Malayu yang lebih dekat ke jalur pelayaran Selat Melaka menjadikan Sri Wijaya merasa terdesak sehingga perlu menyerang Malayu yang akhirnya tunduk kepada Sri Wijaya. Muaro Jambi, sebuah kompleks percandian di hilir Jambi mungkin dulu bekas pusat belajar agama Buddha sebagaimana catatan dari pendeta China I-Tsing yang berlayar dari India pada tahun 671 M. Ia belajar di Sri Wijaya selama 4 tahun dan kembali pada tahun 689 Masehi bersama empat pendeta lain untuk menulis dua buku tentang ziarah Buddha. Saat itulah ia menuulis bahwa Kerajaan Malayu kini telah menjadi bagian dari Sri Wijaya.
Setelah Sri Wijaya mulai pudar di abad ke 11 Masehi, ibu negeri dipindahkan ke Jambi (Wolters 1970: 2). Inilah Kerajaan Melayu (Melayu Muda) atau Dhamasraya yang berdiri di Muara Jambi. Sebagai sebuah bandar yang besar, Jambi juga menghasilkan berbagai rempah-rempahan dan kayu-kayuan. Sebaliknya dari pedagang Arab, mereka membeli kapas, kain dan pedang. Dari Cina, sutera dan benang emas, sebagai bahan baku kain tenun songket (Hirt & Rockhill 1964; 60-2). Tahun 1278 Ekspedisi Pamalayu dari Singosari di Jawa Timur menguasai kerajaan ini dan membawa serta putri dari Raja Malayu untuk dinikahkan dengan Raja Singosari. Hasil perkawinan ini adalah seorang pangeran bernama Adityawarman, yang setelah cukup umur dinobatkan sebagai Raja Malayu. Pusat kerajaan inilah yang kemudian dipindahkan oleh Adityawarman ke Pagaruyung (pedalaman Minang atau Suruaso) dan menjadi raja pertama sekitar tahun 1347 M. Kemudian di abad ke 15, Islam mulai menyebar di Nusantara.
2.Kesultanan Jambi
“Tanah Pilih Pesako Betuah”. Seloka ini tertulis di lambang Kota Jambi. Dimana menurut orang tua-tua pemangku adat Melayu Jambi, kononnya Tuanku Ahmad Salim dari Gujarat (India) berlabuh di selat Berhala, Jambi dan mengislamkan orang-orang Melayu disana. Beliau bernama lengkap Syeikh Ahmad Salim bin Syeikh Sultan Al-Ariffin Sayyid Ismail. Beliau masih keturunan dari Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.
Di tempat baru ini, ia membangun pemerintahan baru dengan dasar Islam, bergelar Datuk Paduko Berhalo dan menikahi seorang putri dari Minangkabau bernama Putri Selaras Pinang Masak. Mereka dikurniakan empat orang anak, kesemuanya menjadi datuk wilayah sekitar kuala tersebut. Adapun putra bungsu yang bergelar Orang Kayo Hitam berniat untuk meluaskan wilayah hingga ke pedalaman, jika ada tuah, membangun sebuah kerajaan baru. Maka ia lalu menikahi anak dari Temenggung Merah Mato bernama Putri Mayang Mangurai. Oleh Temenggung Merah Mato, anak dan menantunya itu diberilah sepasang Angsa serta Perahu Kajang Lako. Kepada anak dan menantunya tersebut dipesankan agar menghiliri aliran Sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan yang baru itu dan bahwa tempat yang akan dipilih sebagai tapak kerajaan baru nanti haruslah tempat dimana sepasang angsa bawaan tadi mau naik ke tebing dan mupur (berdiam) di tempat tersebut selama dua hari dua malam.
Setelah beberapa hari menghiliri Sungai Batanghari kedua angsa naik ke darat di sebelah hilir (Kampung Jam), kampung Tenadang namanya pada waktu itu. Dan sesuai dengan amanah mertuanya, maka Orang Kayo Hitam dan istrinya Putri Mayang Mangurai beserta pengikutnya mulailah membangun kerajaan baru yang kemudian disebut “Tanah Pilih”, dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaannya (Kota Jambi) sekarang ini.
3.Asal Nama “Jambi”
‘Jambi’ berasal dari kata ‘Jambe’ dalam bahasa Jawa yang berarti ‘Pinang’. Kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan kerajaan yang baru, pepohonan pinang banyak tumbuh disepanjang aliran sungai Batanghari, sehingga nama itu yang dipilih oleh Orang Kayo Hitam.
4.Keris Siginjai
Hubungan Orang Kayo Hitam dengan Tanah Jawa digambarkan dalam cerita orang tuo-tuo yang mengatakan bahwa Orang Kayo Hitam pergi ke Majapahit untuk mengambil Keris bertuah, dan kelak akan menjadikannya sebagai keris pusaka Kesultanan Jambi. Keris itu dinamakan ‘Keris Siginjai’. Keris Siginjai terbuat dari bahan-bahan berupa kayu, emas, besi dan nikel. Keris Siginjai menjadi pusaka yang dimiliki secara turun temurun oleh Kesultanan Jambi. Selama 400 tahun, keris Siginjai tidak hanya sekedar lambang mahkota kesultanan Jambi, tapi juga sebagai lambang pemersatu rakyat Jambi.
Gambar 1. Foto: Keris Siginjai
Sultan terakhir yang memegang benda kerajaan itu adalah Sultan Achmad Zainuddin pada awal abad ke 20. Selain keris Siginjai, ada sebuah keris lagi yang dijadikan mahkota kerajaan yaitu keris Singa Marjaya yang dipakai oleh Pangeran Ratu (Putra Mahkota). Pada tahun 1903M Pangeran Ratu Martaningrat keturunan Sultan Thaha yang terakhir menyerahkan keris Singa Marjaya kepada Residen Palembang sebagai tanda penyerahan. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menyimpan Keris Siginjai dan Singa Marjaya di Museum Nasional (Gedung Gajah) di Batavia (Jakarta).
5.Slogan Jambi: “Sepucuk Jambi, Sembilan Lurah”
Gambar 2. Foto: Logo Propinsi Jambi
Seloka ini tertulis di lambang Propinsi Jambi, menggambarkan luasnya wilayah Kesultanan Melayu Jambi yang merangkumi sembilan lurah dikala pemerintahan Orang Kayo Hitam, yaitu : VIII-IX Koto, Petajin, Muaro Sebo, Jebus, Aer Itam, Awin, Penegan, Miji dan Binikawan. Ada juga yang berpendapat bahwa wilayah Kesultanan Jambi dahulu meliputi 9 buah lurah yang dialiri oleh anak-anak sungai (batang), masing-masing bernama : 1. Batang Asai 2. Batang Merangin 3. Batang Masurai 4. Batang Tabir 5. Batang Senamat 6. Batang Jujuhan 7. Batang Bungo 8. Batang Tebo dan 9. Batang Tembesi. Batang-batang ini merupakan Anak Sungai Batanghari yang keseluruhannya itu merupakan wilayah Kesultanan Melayu Jambi.
6.Senarai (silsilah) Sultan Jambi (1790-1904)
1). 1790 – 1812 Mas’ud Badruddin bin Ahmad Sultan Ratu Seri Ingalaga
2). 1812 – 1833 Mahmud Muhieddin bin Ahmad Sultan Agung Seri Ingalaga
3). 1833 – 1841 Muhammad Fakhruddin bin Mahmud Sultan Keramat
4). 1841 – 1855 Abdul Rahman Nazaruddin bin Mahmud
5). 1855 – 1858 Thaha Safiuddin bin Muhammad (1st time)
6). 1858 – 1881 Ahmad Nazaruddin bin Mahmud
7). 1881 – 1885 Muhammad Muhieddin bin Abdul Rahman
8). 1885 – 1899 Ahmad Zainul Abidin bin Muhammad
9). 1900 – 1904 Thaha Safiuddin bin Muhammad (2nd time)
10). 1904 Dihancurkan Belanda
7.Provinsi Jambi
Wilayah propinsi Jambi hari ini pun terbagi atas 1 Bandar Ibukota (Jambi) dan 9 daerah – mungkin agar sesuai seloka adat tadi-. Tetapi nama daerahnya telah bertukar, Yaitu :
1). Muara Jambi – beribunegeri di Sengeti
2). Bungo – beribunegeri di Muaro Bungo
3). Tebo – beribunegeri di Muaro Tebo
4). Sarolangun – beribunegeri di Sarolangun Kota
5). Merangin/Bangko – beribunegeri di Kota Bangko
6). Batanghari – beribunegeri di Muara Bulian
7). Tanjung Jabung Barat – beribunegeri di Kuala Tungkal
8). Tanjung Jabung Timur – beribunegeri di Muara Sabak
9). Kerinci – beribunegeri di Sungai Penuh
Pada akhir abad ke 19, di daerah Jambi terdapat kerajaan atau Kesultanan Jambi. Pemerintahan kerajaan ini dipimpin oleh seorang Sultan dibantu oleh Pangeran Ratu (Putra Mahkota) yang mengepalai Rapat Dua Belas yang merupakan Badan Pemerintahan Kerajaan.
Wilayah administrasi Kerajaan Jambi meliputi daerah-daerah sebagaimana tertuang dalam adagium adat “Pucuk Jambi Sembilan Lurah, Batangnyo Alam Rajo” yang artinya: Pucuk yaitu ulu dataran tinggi, sembilan lurah yaitu sembilan negeri atau wilayah dan batangnya Alam Rajo yaitu daerah teras kerajaan yang terdiri dari dua belas suku atau daerah.
Secara geografis keseluruhan daerah Kerajaan Jambi dapat dibagi atas dua bagian besar yakni:
* Daerah Huluan Jambi: meliputi Daerah Aliran Sungai tungkal Ulu, Daerah Aliran Sungai jujuhan, Daerah Aliran Sungai Batang Tebo, Daerah Sungai Aliran Tabir, daerah Aliran Sungai Merangin dan Pangkalan Jambu.
* Daerah Hilir Jambi : meliputi wilayah yang dibatasi oleh Tungkal Ilir, sampai Rantau Benar ke Danau Ambat yaitu pertemuan Sungai Batang Hari dengan Batang Tembesi sampai perbatasan dengan daerah Palembang.
* Sebelum diberlakukannya IGOB (Inlandsche Gemente Ordonantie Buitengewesten), yaitu peraturan pemerintahan desa di luar Jawa dan Madura, di Jambi sudah dikenal pemerintahan setingkat desa dengan nama marga atau batin yang diatur menurut Ordonansi Desa 1906. Pada ordonansi itu ditetapkan marga dan batin diberi hak otonomi yang meliputi bidang pemerintahan umum, pengadilan, kepolisian, dan sumber keuangan.
* Pemerintahan marga dipimpin oleh Pasirah Kepala Marga yang dibantu oleh dua orang juru tulis dan empat orang kepala pesuruh marga. Kepala Pesuruh Marga juga memimpin pengadilan marga yang dibantu oleh hakim agama dan sebagai penuntut umum adalah mantri marga. Di bawah pemerintahan marga terdapat dusun atau kampung yang dikepalai oleh penghulu atau kepala dusun atau Kepala Kampung.
* Pada masa pemerintahan Belanda tidak terdapat perubahan struktur pemerintahan di daerah Jambi. Daerah ini merupakan salah satu karesidenan dari 10 karesidenan yang dibentuk Belanda di Sumatera yaitu: Karesidenan Aceh, Karesidenan Tapanuli, Karesidenan Sumatera Timur, Karesidenan Riau, Karesidenan Jambi, Karesidenan Sumatera Barat, Karesidenan Palembang, Karesidenan Bengkulu, Karesidenan Lampung, dan Karesidenan Bangka Belitung.
* Khusus Karesidenan Jambi yang beribu kota di Jambi dalam pemerintahannya dipimpin oleh seorang Residen yang dibantu oleh dua orang asisten residen dengan mengkoordinasikan beberapa Onderafdeeling. Keadaan ini berlangsung sampai masuknya bala tentera Jepang ke Jambi pada tahun 1942.
* Penduduk asli Provinsi Jambi terdiri dari beberapa suku bangsa, antara lain Melayu Jambi, Batin, Kerinci, Penghulu, Pindah, Anak Dalam (Kubu), dan Bajau. Suku bangsa yang disebutkan pertama merupakan penduduk mayoritas dari keseluruhan penduduk Jambi, yang bermukim di sepanjang dan sekitar pinggiran sungai Batanghari.
* Suku Kubu atau Anak Dalam dianggap sebagai suku tertua di Jambi, karena telah menetap terlebih dahulu sebelum kedatangan suku-suku yang lain. Mereka diperkirakan merupakan keturunan prajurit-prajurit Minangkabau yang bermaksud memperluas daerah ke Jambi. Ada sementara informasi yang menyatakan bahwa suku ini merupakan keturunan dari percampuran suku Wedda dengan suku Negrito, yang kemudian disebut sebagai suku Weddoid.
Gambar 3. Foto: Suku Anak Dalam (Suku Kubu)
* Orang Anak Dalam dibedakan atas suku yang jinak dan liar. Sebutan “jinak” diberikan kepada golongan yang telah dimasyarakatkan, memiliki tempat tinggal yang tetap, dan telah mengenal tata cara pertanian. Sedangkan yang disebut “liar” adalah mereka yang masih berkeliaran di hutan-hutan dan tidak memiliki tempat tinggal tetap, belum mengenal sistem bercocok tanam, serta komunikasi dengan dunia luar sama sekali masih tertutup.
* Suku-suku bangsa di Jambi pada umumnya bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok. Mereka yang hidup menetap tergabung dalam beberapa larik (kumpulan rumah panjang beserta pekarangannya). Setiap desa dipimpin oleh seorang kepala desa (Rio), dibantu oleh mangku, canang, dan tua-tua tengganai (dewan desa). Mereka inilah yang bertugas mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan hidup masyarakat desa.
* Strata Sosial masyarakat di Jambi tidak mempunyai suatu konsepsi yang jelas tentang sistem pelapisan sosial dalam masyarakat. Oleh sebab itu jarang bahkan tidak pernah terdengar istilah-istilah atau gelar-gelar tertentu untuk menyebut lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat. Mereka hanya mengenal sebutan-sebutan yang “kabur” untuk menunjukkan status seseorang, seperti orang pintar, orang kaya, orang kampung, dsb.
* Pakaian. Pada awalnya masyarakat pedesaan mengenal pakaian sehari-hari berupa kain dan baju tanpa lengan. Akan tetapi setelah mengalami proses akulturasi dengan berbagai kebudayaan, pakaian sehari-hari yang dikenakan kaum wanita berupa baju kurung dan selendang yang dililitkan di kepala sebagai penutup kepala. Sedangkan kaum pria mengenakan celana setengah ruas yang menggelembung pada bagian betisnya dan umumnya berwarna hitam, sehingga dapat leluasa bergerak dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pakaian untuk kaum pria ini dilengkapi dengan kopiah.
* Kesenian di Provinsi Jambi yang terkenal antara lain Batanghari, Kipas perentak, Rangguk, Sekapur sirih, Selampit delapan, Serentak Satang. Upacara adat yang masih dilestarikan antara lain Upacara Lingkaran Hidup Manusia, Kelahiran, Turun Mandi, Masa Dewasa, Perkawinan, Berusik sirih bergurau pinang, Duduk bertuik, tegak betanyo, Ikat buatan janji semayo, Ulur antar serah terimo pusako dan Kematian.
8.Filsafat Hidup Masyarakat Setempat:
1). Sepucuk jambi sembilan lurah, batangnyo alam rajo.
2). Lambang Daerah Tingkat I Provinsi Jambi, berbentuk Bidang Dasar Segi Lima, menggambarkan lambang Jiwa dan semangat Pancasila.
3). Masjid, melambangkan Ketuhanan dan Keagamaan;
4) Keris, melambangkan kepahlawanan dan Kejuangan;
5). Gong, melambangkan jiwa musyawarah dan Demokrasi.
Gambar 4. Foto: Logo Propinsi Jambi
Dengan berakhirnya masa kesultanan Jambi menyusul gugurnya Sulthan Thaha Saifuddin tanggal 27 April 1904 dan berhasilnya Belanda menguasai wilayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka Jambi ditetapkan sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Belanda No. 20 tanggal 4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan tanggal 2 Juli 1906.
Kekuasan Belanda atas Jambi berlangsung ± 36 tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang. Dan pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu. Tanggal 17 Agustus 1945 diproklamirkanlah Negara Republik Indonesia. Sumatera disaat Proklamasi tersebut menjadi satu Provinsi yaitu Provinsi Sumatera dan Medan sebagai ibukotanya dan MR. Teuku Muhammad Hasan ditunjuk memegangkan jabatan Gubernurnya. Pada tanggal 18 April 1946 Komite Nasional Indonesia Sumatera bersidang di Bukittinggi memutuskan Provinsi Sumatera terdiri dari tiga Sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.
****
Demikianlah yang dapat disampaikan dalam tulisan singkat ini. Semoga tetap memberikan banyak manfaat bagi kita semua. Dengannya, semoga akan menjadi motivasi bagi setiap diri generasi muda untuk jauh lebih maju dari kejayaan mereka di masa lalu, dan kesadaran yang tinggi akan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh mereka.
Sedangkan harapan kedepannya adalah, bahwa setiap generasi muda Indonesia – khususnya orang-orang Melayu dan Jambi -  semakin sadar dan tidak pernah melupakan sejarah tentang jati diri mereka. Sehingga menjadi kian membuka cakrawala berpikir dan terpacu untuk terus mengejar ketinggalan serta berusaha mengukir prestasi terbaik di seantero dunia.

keindahan alam provinsi Jambi

keindahan alam provinsi Jambi

Banyak yang mengira bahwa provinsi jambi itu tidak mempunyai tempat-tempat wisata yang menarik,anggapan itu salah,banyak kok tempat-tempat wisata yang indah.
1. Danau Kerinci
Oke, Kita mulai. Pertama kali masuk kabupaten Kerinci dari Bangko, selain melihat alam yang masih hijau dan sejuk, kita langsung di sambut dengan pemandangan indah dari DANAU KERINCI. 174f8268cd49efb4a76901619fc13797_wisata2 
Yang mana Danau Kerinci merupakan Danau Terbesar Kedua Setelah Danau Toba di Sumatera. Luas Danau Kerinci ±5000m2 dengan ketinggian ±783m dan kedalaman ±110m. Selain panorama alam yang indah, interaksi masyarakat sekitar dengan danau juga menyajikan kesan tersendiri bagi pengunjung, seperti para nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan peralatan tradisional seperti pancing tangguk, jaring, jala, serta lukah. Jika beruntung, saat nelayan mendarat, pengunjung dapat membeli ikan segar dibawah harga pasar. Woooow… enak tu bakar ikan di pantai danau sambil menyaksikan Matahari terbenam.. :D di atas permukaan laut
2. Danau Gunung Tujuh
a1c754ff655be5747d225e3281b7441d_wisata3 
Selain Danau Kerinci terdapat lagi beberapa danau lain nya seperti DANAU GUNUNG TUJUH. Ya seperti nama nya, danau ini di kelilingi oleh 7 Buah Gunung yang menjulang tinggi sebagai dinding dari danau tersebut. Danau Gunung Tujuh merupakan danau kaldera yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi di masa lampau. Pada ketinggian 1.996 m dpl, DANAU INI MERUPAKAN DANAU TERTINGGI DI ASIA TENGGARA KARNA DANAU INI TERLETAK DI ATAS GUNUNG. Danau ini sering ditutupi kabut dengan suhu rata-rata 17 0C. Luas Danau ± 960 ha dengan panjang berkisar 4,5 km dan lebar 3 km. Danau ini dikelilingi oleh tujuh gunung, yaitu Gunung Hulu Tebo (2.525 meter), Gunung Hulu Sangir (2.330 m), Gunung Madura Besi (2.418 m), Gunung Lumut yang ditumbuhi berbagai jenis lumut (2.350 m), Gunung Selasih (2.230 m), Gunung Jar Panggang (2.469 m), dan Gunung Tujuh (2.735 m).
Danau ini terletak di Desa Pelompek Kecamatan Kayu Aro dengan jarak ± 56 km dari Sungai Penuh. Untuk menikmati keindahan dan kesejukkan udara Danau Gunung Tujuh pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak selama 2-3 jam.
3. Danau Belibis

99edcc5739eeee379a87b8d0c80dfa46_wisata4
DANAU BELIBIS dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda, Danau Belibis termasuk danau kaldera dengan luas sekitar 2 ha. Danau ini terletak di lereng Gunung Kerinci yang berhutan lebat. Kondisi alam pegunungan disekitar danau masih asli dan merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai daya tarik khusus untuk dikunjungi. Danau yang indah ini dengan dikellingi oleh tebing-tebing curam merupakan tempat minum berbagai jenis satwa dan tempat berkumpulnya belibis. Danau Belibis dapat dicapai melalui Desa Gunung Labu atau Desa Kebun Baru. Jarak tempuh dari Kota Sungai Penuh lebih kurang 52 km.

4. Danau Kaco
Masih Mengenai Danau, Terdapat satu danau lagi yang dinamakan DANAU KACO. Danau Kaco terletak dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau yang memiliki luas sekitar 30 x 30 meter ini memiliki kedalaman yang masih menjadi misteri. Meskipun memiliki kedalaman air yang tidak terukur, namun dasar Danau Kaco bisa terlihat secara jelas. Ini karena warna air yang bening dan jernih serta tempat ribuan ikan semah berkembang biak
b33857a30abb3c0231e125c053f66941_wisata5



















Selain itu, Danau Kaco juga mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada saat bulan purnama. “Jika berkemah di Danau Kaco, apalagi saat bulan purnama, maka pengunjung tidak membutuhkan penerangan karena air danau mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Jika dilihat dari kejauhan, cahayanya terlihat seperti lampu yang diarahkan ke langit,” katanya.
Untuk bisa sampai ke Danau Kaco, pengunjung harus berjalan kaki selama empat jam dari Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, melintasi kawasan TNKS. Selama di perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang masih sangat asri karena dilindungi oleh warga setempat.

5. Air Terjun Telun Berasap
412f8a8d264ac07598692c501a0cd30c_wisata7 
Oke, Sesi DANAU Sudah Selesai. Sekarang kita masuk sesi Air Terjun lagi. Air terjun yang paling terkenal di kerinci adalah AIR TERJUN TELUN BERASAP. AIR TERJUN TERSEBUT BERSUMBER DARI  SUNGAI YANG BERHULU DI DANAU GUNUNG TUJUH YANG MENGALIR MELEWATI TEBING TERJAL DENGAN  KETINGGIAN SEKITAR 50 M. Orang Jambi menyebutnya Air Terjun Telun Berasap  karena besarnya debit air yang turun sehingga menimbulkan “kabut air”  di sekelilingnya.
Di balik Air Terjun Telun Berasap, terdapat sebuah  goa. Masyarakat setempat tidak berani memasuki goa tersebut karena medannya begitu  sulit dilalui. Air terjun yang sangat deras dengan karang yang terjal, menyebabkan gua tersebut tidak pernah dikunjungi oleh masyarakat maupun para wisatawan yang  berkunjung ke objek wisata Air Terjun Telun Berasap.
Air terjun Telun Barasap menyuguhkan pemandangan yang  indah, dengan debit air yang deras sehingga membentuk percikan air yang lembut mirip seperti asap putih atau dikenal juga dengan kabut air. Butiran-butiran uap air yang terbentuk dari kabut air tersebut berwarna indah tatkala disinari cahaya mentari dengan memantulkan kemilau cahaya yang berwarna-warni. Air terjun ini terletak di Desa Telun Berasap,  Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia.
6. Air Terjun Pancuran Rayo
8cb297c90fc1554a4c2cfe9fb8bbf72c_wisata7a 
Daya tarik air terjun berketinggian ± 150 m ini berupa hujan embun yang tercipta akibat ketinggiannya serta kolam pemandian alam yang unik dan menarik. Kondisi hutan disekeliling air terjun ini masih alami dan merupakan habitat tumbuhan rotan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan meubel dan kerajinan lain. Desa Lempur Danau dan Desa Pulau Tengah merupakan dua desa yang berdekatan letaknya dengan obyek wisata ini. Dari kedua desa dimaksud akan mudah untuk mengunjungi Air Terjun Pancaro Rayo dan Air Terjun Pancuran Gading. Perjalanan dari Kota Sungai Penuh sejauh ± 12 Km untuk mencapai kedua desa tersebut.

7. Air Panas Semurup
Obyek wisata Air panas Semurup ini terletak di Desa Air Panas Baru Kecamatan Air Hangat,berjarak kira-kira 11 Km dari Kota Sungai Penuh,ibukota kab Kerinci. Air Panas yang keluar dari perut bumi merupakan hasil kegiatan vulkanik, dengan luas permukaan ± 15 m2 membentuk sebuah kolam kecil yang selalu mengepulkan asap. jika wisatawan berkunjung ke obyek wisata air panas Semurup ini,wisatawan 
89323016e9b51cb998a86e6fa2c25a2e_wisata8 
dapat melakukan beberapa kegiatan diantaranya,merebus telor atau pisang dengan air panas yang mendidih dengan cara memasukkan telur atau pisang tersebut kedalam jaring dan di celupkan ke dalam air yang mendidih tersebut tetapi harus hati-hati jangan sampai kecebur,bisa fatal akibatnya. Disamping itu, ada juga fasilitas kamar mandi yang di gunakan untuk berendam,guna PENYEMBUHAN BEBERAPA PENYAKIT,SEPERTI PENYAKIT KULIT DAN REMAUTIK ( HEALTH TOURISM ). Tidak jauh dari obyek utama terdapat pula sumber air panas yang unik yang juga ramai dikunjungi oleh wisatawan.
8. KEBUN TEH
Perkebunan teh dalam satu hamparan yang TERLUAS DI DUNIA TERNYATA ADA DI INDONESIA, yaitu di Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, sekitar 452 km sebelah barat Kota Jambi. Lokasi tepatnya di kaki sebelah selatan Gunung Kerinci, GUNUNG TERTINGGI DI SUMATERA (3.805 meter dari permukaan laut). Mata kami seperti tak ingin berkedip saat melintasi perkebunan teh Kajoe Aro yang dibuka sejak tahun 1925 M.
d6828d1ffe860babae94a0f3c559cf08_wisata9
 Perkebunan Teh Kajoe Aro yang dibangun sekitar tahun 1925 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Venotschaaf Handle Veriniging Amsterdam (NV HVA), ini semula digarap ramai-ramai oleh kuli atau pekerja-pekerja yang sengaja didatangkan dari Pulau Jawa. Nah, pemetik teh yang sekarang adalah anak-anak atau cucu-cucu para kuli pada masa lalu. Di Perkebunan Teh Kajoe Aro telah berkembang permukiman para pemetik kebun, lengkap dengan sarana kesehatan, pendidikan, dan pasar.
Tak hanya saat menikmati sejuk dan indahnya hijau perbukitan yang berada di ketinggian 1.400 meter hingga 1.600 meter dari permukaan laut (dpl). Selain menyaksikan pohon-pohon teh tua varietas Seddling asli didatangkan dari Belanda, kita juga dapat menikmati citarasa teh sesungguhnya.
Seluruh jenis teh ini diakui oleh para penikmatnya, sebagai teh dengan citarasa terbaik yang ada di dunia. Itu sebabnya Ratu Inggris Elizabeth II masih setia menikmati Teh Kajoe Aro setiap hari. Bahkan, 80 persen dari hampir enam juta kilogram produksi teh kering per tahun yang dihasilkan PTPN VI, diekspor ke Inggris. Sisanya, diekspor ke sejumlah negara di Eropa, Timur Tengah, dan dalam negeri. Selain teh-teh Grade I, ada delapan jenis lain yang diproduksi, masuk kategori Grade II dan III.
Pada penjajahan Belanda, teh Kayu Aro dikenal sebagai minuman Ratu Belanda, Wihelmina. Sekarang diyakini juga menjadi minuman favorit Ratu Belanda Beatrix.
Hingga kini, pabrik teh Kayu Aro yang berusia 70 tahun itu merupakan Pabrik Teh Terbesar Di Dunia dan masih aktif berproduksi.
Ya sudah, sebenarnya masih banyak lagi wisata yang belum di sebutkan dalam artikel ini,, karna keterbatasan waktu jadi cukup di uraikan beberapa wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing saja.

keindahan alam provinsi Jambi

Banyak yang mengira bahwa provinsi jambi itu tidak mempunyai tempat-tempat wisata yang menarik,anggapan itu salah,banyak kok tempat-tempat wisata yang indah.
1. Danau Kerinci
Oke, Kita mulai. Pertama kali masuk kabupaten Kerinci dari Bangko, selain melihat alam yang masih hijau dan sejuk, kita langsung di sambut dengan pemandangan indah dari DANAU KERINCI. 174f8268cd49efb4a76901619fc13797_wisata2 
Yang mana Danau Kerinci merupakan Danau Terbesar Kedua Setelah Danau Toba di Sumatera. Luas Danau Kerinci ±5000m2 dengan ketinggian ±783m dan kedalaman ±110m. Selain panorama alam yang indah, interaksi masyarakat sekitar dengan danau juga menyajikan kesan tersendiri bagi pengunjung, seperti para nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan peralatan tradisional seperti pancing tangguk, jaring, jala, serta lukah. Jika beruntung, saat nelayan mendarat, pengunjung dapat membeli ikan segar dibawah harga pasar. Woooow… enak tu bakar ikan di pantai danau sambil menyaksikan Matahari terbenam.. :D di atas permukaan laut
2. Danau Gunung Tujuh
a1c754ff655be5747d225e3281b7441d_wisata3 
Selain Danau Kerinci terdapat lagi beberapa danau lain nya seperti DANAU GUNUNG TUJUH. Ya seperti nama nya, danau ini di kelilingi oleh 7 Buah Gunung yang menjulang tinggi sebagai dinding dari danau tersebut. Danau Gunung Tujuh merupakan danau kaldera yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi di masa lampau. Pada ketinggian 1.996 m dpl, DANAU INI MERUPAKAN DANAU TERTINGGI DI ASIA TENGGARA KARNA DANAU INI TERLETAK DI ATAS GUNUNG. Danau ini sering ditutupi kabut dengan suhu rata-rata 17 0C. Luas Danau ± 960 ha dengan panjang berkisar 4,5 km dan lebar 3 km. Danau ini dikelilingi oleh tujuh gunung, yaitu Gunung Hulu Tebo (2.525 meter), Gunung Hulu Sangir (2.330 m), Gunung Madura Besi (2.418 m), Gunung Lumut yang ditumbuhi berbagai jenis lumut (2.350 m), Gunung Selasih (2.230 m), Gunung Jar Panggang (2.469 m), dan Gunung Tujuh (2.735 m).
Danau ini terletak di Desa Pelompek Kecamatan Kayu Aro dengan jarak ± 56 km dari Sungai Penuh. Untuk menikmati keindahan dan kesejukkan udara Danau Gunung Tujuh pengunjung harus berjalan kaki melewati jalan setapak selama 2-3 jam.
3. Danau Belibis

99edcc5739eeee379a87b8d0c80dfa46_wisata4
DANAU BELIBIS dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda, Danau Belibis termasuk danau kaldera dengan luas sekitar 2 ha. Danau ini terletak di lereng Gunung Kerinci yang berhutan lebat. Kondisi alam pegunungan disekitar danau masih asli dan merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai daya tarik khusus untuk dikunjungi. Danau yang indah ini dengan dikellingi oleh tebing-tebing curam merupakan tempat minum berbagai jenis satwa dan tempat berkumpulnya belibis. Danau Belibis dapat dicapai melalui Desa Gunung Labu atau Desa Kebun Baru. Jarak tempuh dari Kota Sungai Penuh lebih kurang 52 km.

4. Danau Kaco
Masih Mengenai Danau, Terdapat satu danau lagi yang dinamakan DANAU KACO. Danau Kaco terletak dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau yang memiliki luas sekitar 30 x 30 meter ini memiliki kedalaman yang masih menjadi misteri. Meskipun memiliki kedalaman air yang tidak terukur, namun dasar Danau Kaco bisa terlihat secara jelas. Ini karena warna air yang bening dan jernih serta tempat ribuan ikan semah berkembang biak
b33857a30abb3c0231e125c053f66941_wisata5



















Selain itu, Danau Kaco juga mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada saat bulan purnama. “Jika berkemah di Danau Kaco, apalagi saat bulan purnama, maka pengunjung tidak membutuhkan penerangan karena air danau mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Jika dilihat dari kejauhan, cahayanya terlihat seperti lampu yang diarahkan ke langit,” katanya.
Untuk bisa sampai ke Danau Kaco, pengunjung harus berjalan kaki selama empat jam dari Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, melintasi kawasan TNKS. Selama di perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang masih sangat asri karena dilindungi oleh warga setempat.

5. Air Terjun Telun Berasap
412f8a8d264ac07598692c501a0cd30c_wisata7 
Oke, Sesi DANAU Sudah Selesai. Sekarang kita masuk sesi Air Terjun lagi. Air terjun yang paling terkenal di kerinci adalah AIR TERJUN TELUN BERASAP. AIR TERJUN TERSEBUT BERSUMBER DARI  SUNGAI YANG BERHULU DI DANAU GUNUNG TUJUH YANG MENGALIR MELEWATI TEBING TERJAL DENGAN  KETINGGIAN SEKITAR 50 M. Orang Jambi menyebutnya Air Terjun Telun Berasap  karena besarnya debit air yang turun sehingga menimbulkan “kabut air”  di sekelilingnya.
Di balik Air Terjun Telun Berasap, terdapat sebuah  goa. Masyarakat setempat tidak berani memasuki goa tersebut karena medannya begitu  sulit dilalui. Air terjun yang sangat deras dengan karang yang terjal, menyebabkan gua tersebut tidak pernah dikunjungi oleh masyarakat maupun para wisatawan yang  berkunjung ke objek wisata Air Terjun Telun Berasap.
Air terjun Telun Barasap menyuguhkan pemandangan yang  indah, dengan debit air yang deras sehingga membentuk percikan air yang lembut mirip seperti asap putih atau dikenal juga dengan kabut air. Butiran-butiran uap air yang terbentuk dari kabut air tersebut berwarna indah tatkala disinari cahaya mentari dengan memantulkan kemilau cahaya yang berwarna-warni. Air terjun ini terletak di Desa Telun Berasap,  Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Indonesia.
6. Air Terjun Pancuran Rayo
8cb297c90fc1554a4c2cfe9fb8bbf72c_wisata7a 
Daya tarik air terjun berketinggian ± 150 m ini berupa hujan embun yang tercipta akibat ketinggiannya serta kolam pemandian alam yang unik dan menarik. Kondisi hutan disekeliling air terjun ini masih alami dan merupakan habitat tumbuhan rotan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan meubel dan kerajinan lain. Desa Lempur Danau dan Desa Pulau Tengah merupakan dua desa yang berdekatan letaknya dengan obyek wisata ini. Dari kedua desa dimaksud akan mudah untuk mengunjungi Air Terjun Pancaro Rayo dan Air Terjun Pancuran Gading. Perjalanan dari Kota Sungai Penuh sejauh ± 12 Km untuk mencapai kedua desa tersebut.

7. Air Panas Semurup
Obyek wisata Air panas Semurup ini terletak di Desa Air Panas Baru Kecamatan Air Hangat,berjarak kira-kira 11 Km dari Kota Sungai Penuh,ibukota kab Kerinci. Air Panas yang keluar dari perut bumi merupakan hasil kegiatan vulkanik, dengan luas permukaan ± 15 m2 membentuk sebuah kolam kecil yang selalu mengepulkan asap. jika wisatawan berkunjung ke obyek wisata air panas Semurup ini,wisatawan 
89323016e9b51cb998a86e6fa2c25a2e_wisata8 
dapat melakukan beberapa kegiatan diantaranya,merebus telor atau pisang dengan air panas yang mendidih dengan cara memasukkan telur atau pisang tersebut kedalam jaring dan di celupkan ke dalam air yang mendidih tersebut tetapi harus hati-hati jangan sampai kecebur,bisa fatal akibatnya. Disamping itu, ada juga fasilitas kamar mandi yang di gunakan untuk berendam,guna PENYEMBUHAN BEBERAPA PENYAKIT,SEPERTI PENYAKIT KULIT DAN REMAUTIK ( HEALTH TOURISM ). Tidak jauh dari obyek utama terdapat pula sumber air panas yang unik yang juga ramai dikunjungi oleh wisatawan.
8. KEBUN TEH
Perkebunan teh dalam satu hamparan yang TERLUAS DI DUNIA TERNYATA ADA DI INDONESIA, yaitu di Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, sekitar 452 km sebelah barat Kota Jambi. Lokasi tepatnya di kaki sebelah selatan Gunung Kerinci, GUNUNG TERTINGGI DI SUMATERA (3.805 meter dari permukaan laut). Mata kami seperti tak ingin berkedip saat melintasi perkebunan teh Kajoe Aro yang dibuka sejak tahun 1925 M.
d6828d1ffe860babae94a0f3c559cf08_wisata9
 Perkebunan Teh Kajoe Aro yang dibangun sekitar tahun 1925 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Venotschaaf Handle Veriniging Amsterdam (NV HVA), ini semula digarap ramai-ramai oleh kuli atau pekerja-pekerja yang sengaja didatangkan dari Pulau Jawa. Nah, pemetik teh yang sekarang adalah anak-anak atau cucu-cucu para kuli pada masa lalu. Di Perkebunan Teh Kajoe Aro telah berkembang permukiman para pemetik kebun, lengkap dengan sarana kesehatan, pendidikan, dan pasar.
Tak hanya saat menikmati sejuk dan indahnya hijau perbukitan yang berada di ketinggian 1.400 meter hingga 1.600 meter dari permukaan laut (dpl). Selain menyaksikan pohon-pohon teh tua varietas Seddling asli didatangkan dari Belanda, kita juga dapat menikmati citarasa teh sesungguhnya.
Seluruh jenis teh ini diakui oleh para penikmatnya, sebagai teh dengan citarasa terbaik yang ada di dunia. Itu sebabnya Ratu Inggris Elizabeth II masih setia menikmati Teh Kajoe Aro setiap hari. Bahkan, 80 persen dari hampir enam juta kilogram produksi teh kering per tahun yang dihasilkan PTPN VI, diekspor ke Inggris. Sisanya, diekspor ke sejumlah negara di Eropa, Timur Tengah, dan dalam negeri. Selain teh-teh Grade I, ada delapan jenis lain yang diproduksi, masuk kategori Grade II dan III.
Pada penjajahan Belanda, teh Kayu Aro dikenal sebagai minuman Ratu Belanda, Wihelmina. Sekarang diyakini juga menjadi minuman favorit Ratu Belanda Beatrix.
Hingga kini, pabrik teh Kayu Aro yang berusia 70 tahun itu merupakan Pabrik Teh Terbesar Di Dunia dan masih aktif berproduksi.
Ya sudah, sebenarnya masih banyak lagi wisata yang belum di sebutkan dalam artikel ini,, karna keterbatasan waktu jadi cukup di uraikan beberapa wisata yang sering di kunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing saja.

Tempat Wisata di Provinsi Jambi

Tempat Wisata di Provinsi Jambi


1. Air Terjun Segerincing
Air terjun setinggi 62 meter ini terdapat di Desa Tuo, Kecamatan Muara Siau, Kabupaten Merangin , terletak kurang lebih 75 kilometer dari kota Bangko dan merupakan aliran sungai yang berasal dari Gunung Masurai. Dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan jalan setapak sejauh 200 meter.
2. Danau Kerinci
Danau ini terletak di Desa Sanggaran Agung, Kecamatan Danau Kerinci, 20 kilometer dari kota Sungai Penuh, Ibukota Kabupaten Kerinci. Luas danau ini kurang lebih 5000 m persegi dengan ketinggian 783 meter di atas permukaan laut. Danau ini tempat yang sesuai untuk rekreasi memancing dan olahraga air. Di pinggir danau ini, terdapat berbagai akomodasi yang memadai bagi pengunjung.
3. Air Panas Semurup
Terdapat di Desa Semurup, Kecamatan Air Hangat, berjarak 11 kilometer dari Ibukota Kabupaten Kerinci. Sumber air panas ini mengandung belerang yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Untuk tempat mandi di tempat ini telah disediakan kamar-kamar pemandian yang dialiri air panas belerang lansung dari sumbernya.
4. Danau Gunung Tujuh
Danau seluas 1000 hektar ini terletak di atas bukit pada ketinggian 1996 meter di atas permukaan laut, kawasan ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Di kawasan danau ini terdapat beraneka ragam flora dan fauna serta pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk dan bersih. Untuk pengunjung tersedia Pondok Wisata dan areal camping seluas 2 hektar. Danau ini terletak di Kecamatan Gunung Kerinci berjarak kurang lebih 50 kilometer dari ibukota Kabupaten Kerinci dan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan jalan setapak yang berjarak kurang lebih 4 kilometer.
5. Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional ini merupakan bagian rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi alam sejak tanggal 14 Oktober 1982 dengan luas areal kurang lebih 1.484.660 hektar. Secara geografis taman nasional ini merupakan bagian dari 4 propinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Fauna yang tercatat terdiri dari 37 jenis mamalia, 139 jenis unggas, 10 jenis reptil, 6 jenis amphibi, 6 jenis primata, Badak Sumatera, Gajah, Tapir, Harimau Sumatera, Siamang, Ungko, Simpaei, Wau wau dan lain-lain. Disamping itu juga terdapat hewan aneh yang disebut oleh penduduk setempat sebagai “Orang Pendek” dengan ciri-ciri pemalu, berjalan tegak, tidak berekor, kekar dan penuh dengan misteri.
6. Hutan Margasatwa Berbak
Terletak di Kecamatan Nipah Panjang kurang lebih 60 kilometer di Kodya Jambi. Merupakan tempat burung-burung berimigrasi dari daerah yang beriklim dingin ke daerah yang beriklim panas, terutama pada bulan Oktober, November dan Desember. Luas areal hutan ini kurang lebih 145.000 hektar.
7. Taman Nasional Berbak
Taman Nasional ini terletak di wilayah Kecamatan Nipah dan Kecamatan Sadu serta Batanghari (Wilayah Kecamatan Kumpeh) daerah pantai timur Jambi. Kawasan Taman Nasional Berbak merupakan dataran rendah yang berawa-rawa dengan ketinggian 0-14 meter di atas permukaan laut. Di wilayah ini bayak terdapat delta-delta yang semakin meluas, terpengaruh oleh pasang surut air laut, maka terbentuklah rawa air laut tawar dengan vegetasi yang khas yang merupakan awal berlangsungnya proses pembentukan gambut. Taman Nasional ini memiliki nilai yang amat penting, baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi penelitian yang bersifat ilmiah. Vegetasi di kawasan Taman Nasional ini ada 4 tipe yaitu: vegetasi payau, rawa, rawa gambut dan pantai. Di antara jenis floranya antara lain: bakau-bakauan, api-api, nipah, nibung, pinang merah, kayu hitam, jelantung, medang, bengkel dan lain-lain.
Binatang yang dilindungi dan langka antara lain Harimau Sumatera, Tapir, Buaya Sinyulong, Buaya Katak, Buaya Dara Laut, Elang Tikus, Kancil, Beruang Madu, Babi Hutan, Kera, Trenggiling, Landak, Tupai, Rusa, Sombar dan Lutung. Kegiatan yang dapat dilakukan di Taman Nasional Berbak ini berupa: rekreasi alam, pendidikan, penelitian ilmiah, olahraga dan lain-lain.
8. Museum Negeri Jambi
Terletak di perempatan jalan Prof. Dr. Soedewi Sofwan dan jalan Urip Sumoharjo, Kotamadya Jambi. Museum ini dibangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi dengan luas bangunan kurang lebih 4000 meter persegi. Di museum ini terdapat berbagai peninggalan sejarah dan budaya Jambi serta informasi tentang potensi alam yang terdapat di wilayah Jambi. Bentuk rumah Kajang Loko merupakan ciri khas dari arsitektur Museum Negeri Jambi.
9. Taman Anggrek Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan
Terletak di Kecamatan Telanaipura 5 kilometer dari pusat kota Jambi dengan luas areal kurang-lebih 25.056 meter persegi. Taman Anggrek ini dibangun atas prakarsa almarhum Prof. Dr. Soedewi Sofwan dan diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 4 April 1984. Di dalam taman ini terdapat bangunan utama yaitu plaza, bangunan terbuka dalam bentuk joglo sebagai pusat layanan informasi, bangunan untuk budidaya anggrek, sebuah laboratorium, kolam alam dan sebagainya.
10. Taman Rimba Aneka Ria
Terletak di Kecamatan Jambi Selatan bersebelahan dengan Bandara Udara Sultan Thoha Syafuddin. Luas areal Taman Rimba Ria ini kurang lebih 36 hektar yang sebagian besar ditumbuhi pohon-pohon rindang. Di dalam kawasan taman ini tersedia arena bermain anak-anak, kebun binatang dan arena memancing.
11. Kolam Renang Tepian Ratu
Dibangun di Kecamatan Telanaipura, berjarak 3 kilometer dari pusat kota Jambi. Kolam renang ini merupakan kolam renang bertaraf internasional dengan ukuran 20×50 meter dalam areal seluas 3 hektar. Kolam renang dilengkapi dengan tribun yang dapat menampung lebih dari 10.000 penonton.
12. Taman Mayang Mangurai
Taman ini terletak di Kecamatan Telanaipura berjarak kurang lebih 6 kilometer dari pusat kota, bersebelahan dengan luas areal kurang lebih 1 hektar. Di taman ini dapat disaksikan bangunan rumah adat Jambi yang menyimpan pakaian adat dari daerah tingkat II sepropinsi Jambi beserta perlengkapan tradisional lainnya.
13. Sanggar Batik dan Kerajinan
Dibangun di atas Kecamatan Telanaipura, berjarak kurang lebih 4 kilometer dari kota Jambi sebagai tempat berbagai jenis kerajinan seperti batik khas Jambi, anyaman rakyat, batu-batu akik dan lain-lain. Selain tempat membuat kerajinan-kerajinan tersebut juga sebagai tempat pemasarannya, termasuk batik tradisional.
14. Taman Wisata Indah Setiti
Tempat wisata ini terletak di Desa Setiti, Kabupaten Batanghari, berjarak kurang lebih 19 kilometer dari kota Jambi. Luas areal taman kurang lebih 6 hektar dilengkapi dengan taman bermain anak-anak, patung-patung berbagai jenis hewan, goa-goa dan danau-danau buatan untuk rekreasi.
15. Candi Muaro Jambi
Terletak di Desa Muara Jambi, Kecamatan Sekerman, Kabupaten Muaro Jambi 25 kilometer di sebelah timur laut kota Jambi dan dapat dicapai melalui sungai Batanghari dan juga melalui jalur darat. Di kawasan ini terdapat beberapa candi yaitu Astano, Tinggi, Gunung Kembar Batu, Gedong, Kedaton dan Kota Mahligai. Penelitian terhadap peninggalan sejarah dan purbakala di Desa Muara Jambi ini telah dilakukan sejak tahun 1810 sampai tahun 1988. Salah satau temuan arca di Candi Gumpung yaitu arca Prajuaparamita dari zaman Singasari.
16. Bukit Dua Belas
Bukit ini terhampar di kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun kurang lebih 60 kilometer dari kota Bangko. Sejak tahun 1985 ditetapkan sebagai hutan lindung/cagar biosfir dengan luas areal 28.408 hektar. Penetapan sebagai hutan lindung, disamping tempat hidup suku Anak Dalam (Suku Kubu) yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 1000 jiwa. Di daerah pinggiran hutan lindung ini terdapat sumber air panas yang mengandung lumpur panas yang menarik untuk dikunjungi.
17. Water Park Jambi
Water Park Jambi terletak di Kota Jambi tepatnya di Kelurahan Sungai Asam Kecamatan Pasar Jambi . Tempat Wisata ini di buka Tahun 2008.
18. Masjid Agung Alfalah Jambi
Masjid ini terletak di Kota jambi. Tempat ini dulunya merupakan pusat Istana Kesultanan Jambi.
19. Kawasan Cagar Budaya Seberang Kota Jambi
kawasan ini terletak di Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan Kota Jambi
20. Lapangan Golf Telanai Pura Jambi
Tempat Ini Terletak di Jl. Jenderal A. Thalib Kelurahan Pematang Sulur Kecamatan Telanaipura Kota Jambi
21. Danau Sipin
Tempat Wisata ini terletak di Jalan Ade Irma Suryani Kecamatan Telanaipura Kota Jambi
22. Kolam Renang Bermain Anak Kota Baru
Tempat Wisata Ini terletak di jalan K.H. Agus Salim Kelurahan Andil Jaya Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
23. Taman Wisata Kampung Rajo
Tempat Wisata ini terletak di Jalan Lingkar Barat No.108 Simpang Rimbo Kecamatan kota Baru Kota Jambi
24. Taman Wisata Citra Aci
Tempat Wisata ini terletak di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
25. Taman Wisata Angsana
Tempat Wisata Ini terletak di Jalan Sidodadi Pematang Gajah Kelurahan Mendalo Darat Km 13 Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
26. MAN Mini Eks MTQ Jambi
Tempat wisata ini terletak di Kelurahan Talang Bakung Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi
27. Hutan Kota Pall 10
Tempat wisata ini terletak di Perumahan Mayang Kelurahan Kenali Asam Bawah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
28. Taman Hutan Wisata Paal 11
Tempat Wisata ini terletak di Jalan Palembang Kelurahan Kenali Asam Bawah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.

Comments

coment