Selamat Datang di Blog Sulaiman, Semoga Bermanfaat (...

Recent Post

Minggu, 20 April 2014

Cara Mudah Memperbaiki TV SHARP/ TV China



kerusakan tv sharp universe protec dengan led indikator kedip

pada awalnya tv sharp dengan model universe 21 inchi dibawa kesini dengan dengan keadaan mati protec, hanya mau nyala sebentar mati lagi setelah di cabut stop kontak dan dihidupkan mau nyala sebentar dan terus begitu berulang kali. baik disini saya tidak akan bicara panjang lebar langsung saja saya tulis sedikit

pengetahuan saya tentang tv sharp.

Di beberapa daerah, dan beberapa bengkel tv, sasis ini merupakan momoknya bengkel tv (selain sasisnya tv sanyo, tentunya). Dengan tujuan untuk berbagi ilmu dan berusaha mengurangi terjadinya aksi ganti mesin terhadap sasis ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan,

PROTEK/SENSOR PADA TV SHARP

Seingat penulis, sejak dulu, produk-produk tv sharp dilengkapi dengan sistem proteksi. Jika ditemukan kejanggalan/ketidak normalan, tv akan protek dengan sendirinya (untuk keamanan perangkat/user). Dan sekarang ini, hampir semua tv ber-merk juga menggunakan sistem proteksi. Tetapi jika dibandingkan dengan proteksi kepunyaan tv sharp, nggak ada tandingannya. Oleh sebab itu, penulis tidak heran jika tv sharp menjadi momok bagi bengkel tv.
Hampir semua bagian/blok tv sharp dilengkapi dengan sensor protek dengan jenis dan metode yang berbeda-beda, antara lain :

Sensor Tegangan :

v heater, B+ 115V, B+ vertikal, 12/16V dan tegangan-tegangan lainnya. Proteksi tegangan terdiri dari OverVoltage dan NoVoltage. Komponen yang dipakai untuk sensor tegangan biasanya menggunakan dioda (zener/dioda biasa--1N4148).

Sensor Output/input blok;

output vertikal (Vertical Guard), H sync, dll. TV akan protek jika tidak ada output/signal atau tegangan output dalam bentuk DC.

Sensor Sync:

walaupun jarang, proteksi ini biasanya sudah masuk di dalam IC jungle/chroma.

X-ray protection:

menyensor tegangan ABL, berfungsi guna menyensor tegangan HV (karena ABL adalah minusnya HV).
dan yang terbaru, proteksi data digital. Karena rangkaian didesain sekompak/seringkas mungkin (dijadikan dalam 1 chip), maka sistem proteksi juga dimasukkan ke dalam IC tersebut. IC-ic tersebut akan mengirimkan data ke IC-program jika sistem (dalam ic tersebut) ada yang tidak beres, kemudian ic program akan memproteksi/mematikan perangkat tv.

BOOT UP DAN SELF TEST

Penulis akan mencoba menjelaskan urutan BootUp. BootUp adalah tahap-tahap beroperasinya tv, dari mati hingga beroperasi secara normal. Jangan heran jika sasis tv sharp yang memakai TDA93xx munculnya gambar agak lama...., karena ic programnya muter-muter dulu (kerennya SelfTest).

Tahap-tahap self test (mohon koreksinya) sebagai berikut ;

1.Regulator beroperasi dengan baik--> adanya tegangan standby (3,3V), osilator kristal pada ic-program bekerja untuk memberi denyut/clock ic program.

2. Program reset, reset dikontrol oleh IC reset (PST573, pada goldstar/merk lain KIA70) , pada pin 60.

3 .Setelah reset, program meload/membaca EEPROM (mengambil data servis). Jika gagal membaca/load --> protek.

4. Setelah membaca EEPROM, program akan mencoba untuk menghidupkan tv (power on), diawali dengan menghidupkan regulator ke posisi ON (B+ 115V penuh), diikuti dengan beroperasinya osc jungle (horisontal dan vertikal). Untuk sementara, sinyal video dalam keadaan MUTE.

5. Setelah trafo flyback bekerja, ic program (dengan bantuan zener, dioda-dioda), menyensor/mengecek tegangan-tegangan vital. Jika ditemukan ketidaknormalan, tv akan protek.

6. Proses pengecekan tegangan diikuti oleh pengecekan input/output amplifikasi (vertical out, X-ray, dll).

7.Tahap berikutnya adalah pengecekan sinyal/sync, sinyal video dimasukkan dan diproses (saat ini, output ke tabung/video drive masih di MUTE --> belum ada gambar/raster), tujuannya adalah mendeteksi dan memastikan bahwa osc hor dan vert tersinkronisasi oleh video/raster. Jika sync gagal, tv akan protek.

8. Pengecekan digital/data servis. Sebelumnya, tv dinyalakan berdasarkan setting yang tersimpan dalam data servis (EEPROM), jika data tidak bisa diset, tv akan protek. misalnya. pada data NICAM diset pada 1 (NICAM=1) padahal pada rangkaian/tv tidak terdapat rangkaian NICAM, tv akan protek. Tahap ini adalah tahap pengecekan data digital (internal).

9. Pengecekan digital eksternal (peripheral, diluar IC), program akan mengecek keberadaan peripheral/alat2 tambahan diluar IC melalui bus data (SDA dan SCL, menggunakan protokol I2C), kemudian mengeset peralatan-peralatan tersebut dengan data sesuai yang tersimpan dalam EEPROM. Pada sharp Wonder, peripheral/peralatan luar antara lain: Tuner (PLL), AN5891K (SoundProcessor) dan M52797SP (AV switch), jika komunikasi ke/dari perangkat2 luar tersebut gagal/terganggu, tv akan protek.

10. Setelah semuanya beres, sinyal video di UNMUTE (ditampilkan).

11. Selama beroperasi, ic program selalu memonitor semua pintu proteksi.

Untuk tahap 5 dan 6 diatas, menggunakan pin protek yaitu pin 8 (normalnya sekita 3,2v) pada IX3386 dan IX3410.
KODE KEDIP

Untuk mengetahui dimanakah error/protek tersebut terjadi, pabrik sharp melengkapi produk tvnya dengan kode kedip. Kode kedip bisa diketahui dari panjang/pendeknya dan jumlah kedipan lampu LED indikator. Daripada pusing mengukur panjang/pendeknya kedipan, lebih mudahnya dihitung saja jumlah kedipannya. Kode kedip ditunjukkan dengan cara:

1. Kode kedip menggunakan LED merah, kalo hijau yang berkedip mungkin bukan kode kedip.

2. Sebagai gambaran (gunakan imajinasimu), kode kedip 4 akan ditunjukkan sebagai berikut : lampu led menyala 4 kali (lamanya kira2 200ms setiap menyala--kira2 seperempat detik--), kemudian jeda/mati kira2 setengah detik (400ms) -- menyala/kedip lagi 4 kali --> jeda/mati kira2 setengah detik (400ms) --> kedip lagi 4 kali ........ begitu seterusnya.

Sedangkan jenis kode kedipnya beserta jenis kerusakannya sebagai berikut (berdasarkan pengalaman penulis), sebagai berikut :

Kedip 1 kali : bus data error mungkin disebabkan program gagal dalam membaca memory atau bus data (SDA, SCL).

Kedip 3 kali : Jungle (osc horisontal, vertikal), bisa juga disebabkan karena x-ray (ABL).

Kedip 4 kali : Sinkronisasi gagal, video/raster tidak terdeteksi, VIF. Switch AV perlu diperhatikan.

Kedip 6 kali : Internal peripheral, nicam, SIF. Disebabkan data service yang tidak sesuai.

Kedip 7 kali : internal setting, format signal, setting decoder. Disebabkan data service yang tidak sesuai.

Kedip 8 kali : Tuner (gagal mengeset frekuensi tuner atau tuner tidak terdeteksi), juga bisa disebabkan peripheral luar (misalnya AN5891K, M52797SP) karena bus terganggu.

catatan: untuk kedip 2 dan 5 (atau kedip lainnya), penulis belum pernah menjumpai (jika ada yang pernah menjumpai mohon kontribusinya).

TIPS PERBAIKAN SASIS INI

Jika tv dinyalakan langsung merah (tanpa kedip), cek trafo FB, tegangan-tegangan vital, R625 (SMD) nilainya 180K, dari jalur 180V.

Jika kedip 1 s/d 4, langkahnya : operasi semua solderan, kalo perlu disolder ulang. Lebih-lebih pada R dan C SMD dibawah ic Vertikal. Kalau belum manjur, ada komponen yang rusak seputar rangkaian Jungle, pin yang perlu dicek : pin 21 (Vdrive A), pin 22 (VdriveB), pin 33 beserta rangkaian hor drive. Tegangan-tegangan vital perlu juga dicek.

Jika kedip 4 keatas, masuk saja ke service mode. TV akan menyala dan sempat untuk mengecek tegangan-tegangan. Kalo perlu ubah setting service mode. (tulis dulu setting awalnya, sebelum melakukan perubahan).

Jika kode kedip berubah-ubah, misalnya ketika dinyalakan berkedip 8 kali trus dimatikan, dinyalakan lagi ternyata kedipnya berubah jadi 4 kali, yang perlu dicek adalah jalur bus data (SDA, SCL). Pada Wonder, cek dua zener 5V (D302, D303) lokasinya dekat dengan AN5891.

Sebelum berniat untuk menyolder, sebaiknya cek dulu data service modenya.

Dengan memahami tahapan Self Test, akan lebih mudah mengetahui letak kerusakannya.

Cara untuk menyegarkan tabung CRT TV

Saya berkali kali menemukan kerusakan pada tabung CRT salah satu short pada G2(screen) dan G1. Pada mulanya saya hanya iseng iseng saja,dan perna juga aku mengunjungi salah satu Blog teman yang membahas tentang penyegaran tabung tv dan menurt saya pribadi itu adalah artikel yang paling bagus maka saya akan kembali mengulas juga diposting.

Kebetulan televisi di rumah sedang mengalami kerusakan pada tabung CRT. Saya mencoba untuk memperbaikinya sembuh ya… Alhamdulillah, mati ya udah apa boleh buat, sedankan nyawa kalau mau melayang ga’ pandag muda atau pun tua.

Nah… cara yang aku pakai ternyata hasilnya memuaskan,
Uji coba yang aku lakukan pada tabung CRT Unisat 21″ udah berjalan 2 tahun lebi dan sampai sekarang masi baik baik aja.
Caranya mudah dan simpel:

Langka pertana;

Sedot solderan soket CRT (pin G2/screen).

Langka kedua;

Lepaskan kabel fokus dari soket CRT.

Langka ketiga;

Nyalakan tv dan masukan kabel /tegangan fokus kepin G2 kira kira 1 detik saja.

Langka kempat;

Matikan tv dan ukur dengan Multitester atau Avometer dengan skala x10k apakah masi ada indikasi atau tidak, kalau masi ada silahkan ulangi lagi sampai tidak ada indikasi.

TV SERING MATI SENDIRI KE POSISI STANDBY,JIKA POWER REMOTE DI NYALAKAN TV DAPAT KEMBALI HIDUP.TAPI KEMBALI MATI SETELAH SEKIAN JAM KE POSISI STANDBY.GANTI ELCO DRIVER HOR 10UF/100V

Protect Mode

Selain menggunakan sistem proteksi pasif, saat ini pabrikan pesawat televisi sebagian besar telah menambahkan sistem proteksi aktif pada produk-produk nya. Pada sistem proteksi pasif, komponennya hanya berupa fuse (sekering) yang akan terbakar (putus) jika sistem mengalami arus berlebihan, dan atau dioda zener yang akan hubung pendek (short / konsleting / korsleting) jika sistem mengalami tegangan berlebihah. Sedangkan pada sistem proteksi aktif maka sistem akan menuju ke PROTECT MODE yang ditandai dengan pesawat dalam kondisi standby dan dibarengi dengan lampu indikator yang berkedip dengan irama tertentu (pada beberapa merek) jika sistem mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak normal.

Penerapan sistem proteksi aktif ini dimaksudkan antara lain untuk melindungi pesawat dari kerusakan yang lebih serius, melindungi kerusakan pada tabung CRT, mencegah timbulnya sinar-x, dan mencegah kemungkinan terbakarnya komponen hingga menimbulkan asap yang dapat memicu aktifnya alarm / penyiram api di tempat-tempat yang menerapkan sistem pencegah kebakaran dengan menggunakan detektor asap (smoke detector).

Titik-titik proteksi

Banyak nya titik proteksi pada setiap merek pesawat televisi berbeda-beda, tetapi dari sekian banyak merek pesawat televisi yang ada dipasaran, SHARP memiliki rekor terbanyak dalam hal jumlah titik yang di proteksi, sehingga tidak heran jika banyak sekali dijumpai teknisi yang mengeluh saat memperbaiki pesawat televisi merek sharp, dan tidak sedikit pula yang kemudian menggantinya dengan mesin (chasis) baru karena merasa kesulitan dalam memperbaikinya padahal terkadang hanya disebabkan oleh sistem proteksinya saja yang tidak normal.

Titik-titik proteksi yang umum diterapkan pada pesawat televisi antara lain : proteksi sinar-x, proteksi tegangan 5 volt, 8 volt, 16 / 26 volt (Sound amp supply ), 24 / 45 volt (vertical supply), 33 volt (BT tuner), dan 180 volt (RGB Amplifier), proteksi arus B+, proteksi defleksi vertical (vertical guard / CRT protector / neck protektor), proteksi ABL (automatic brightness limiter), proteksi suhu berlebihan (over thermal protector) dan proteksi white balance.

Dari sekian banyak titik-titik proteksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 sistem proteksi, yaitu :

1. Sistem Proteksi Tidak Adanya Tegangan (No Voltage Protection / NVP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi dari tidak adanya tegangan pada titik yang di proteksi, kenapa tidak adanya tegangan harus di proteksi ?, karena tidak adanya tegangan pada sebuah titik bisa jadi disebabkan adanya hubungan pendek / konsleting pada titik tersebut sehingga mencegah power supply yang men-supply daya pada titik tersebut terjadi beban yang berlebihan yang dapat mengakibatkan power supply rusak bahkan lebih serius dapat menyebabkan terbakarnya komponen akibat adanya konsleting.

Sistem proteksi ini juga digunakan untuk melindungi kerusakan tabung CRT yang disebabkan rusaknya sistem defleksi vertical, dimana jika sistem defleksi vertical bermasalah akan menyebabkan sebuah garis horiontal yang sangat terang pada layar CRT yang jika dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan lapisan fosfor pada tabung CRT terbakar, oleh sebab itulah sistem proteksi yang dipasang pada defleksi vertical ini kadang juga disebut dengan CRT protector atau neck protector.

Cara bekerjanya sistem proteksi ini adalah sebagai berikut, perhatikan skema rangkaian, saat kondisi normal maka besar tegangan pada pin protec adalah kurang lebih sebesar tegangan Vcc karena adanya R Pull Up, tetapi pada saat kondisi tidak normal dimana tegangan pada titik yang diproteksi lebih rendah dari tegangan pada pin protec, maka tegangan akan mengalir melalui dioda proteksi dan menyebabkan tegangan pada pin protec turun sebesar tegangan pada titik yang diproteksi, jika titik yang diproteksi sebesar nol volt, maka tegangan pada pin protec pun turun menjadi nol volt, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif karena pin protec pada IC Micom / Jugle yang menerapkan sistem aktif saat kondisi rendah (active low), perhatikan adanya resistor pull up yang dipasang pada pin protec yang menunjukkan pin tersebut aktif saat kondisi rendah (active low).

Namun jika pada titik yang diproteksi terdapat tegangan yang lebih tinggi dari tegangan pada pin protec, maka tegangan tersebut tidak akan mengalir melalui dioda proteksi, kecuali dioda proteksi mengalami kebocoran, sehingga jika sistem proteksi aktif padahal titik yang diproteksi dalam kondisi normal, patut dicurigai dioda proteksi nya yang mengalami kerusakan, atau resistor pull up yang kemungkinan terbuka (resistansinya naik / molor).

Sistem proteksi ini biasanya diterapkan untuk proteksi tegangan 5 volt, 8 volt, 16 / 26 volt (Sound amp), 24 / 45 volt (vertical supply), 33 volt (BT tuner), 180 volt (RGB Amplifier) dan Vertical Output (melalui penyearah terlebih dahulu).

2. Sistem Proteksi Tegangan Lebih (Over Voltage Protection / OVP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi dari lonjakan tegangan pada titik yang diproteksi sehingga mencegah komponen pada titik yang diproteksi terbakar akibat tegangan yang berlebihan, sistem proteksi ini biasanya juga diterapkan untuk mencegah tabung CRT mengeluarkan sinar-x atau terputusnya kumparan heater karena tegangan heater yang berlebihan.

Sistem proteksi ini akan bekerja jika tegangan pada titik yang di proteksi lebih tinggi dari tegangan kerja dioda proteksi (dioda zener), dimana saat tegangan pada titik yang diproteksi lebih tinggi dari tegangan kerja dioda proteksi, maka tegangan akan mengalir melalui dioda proteksi dan menyebabkan tegangan pada pin protec naik sebesar tegangan pada titik yang diproteksi dikurangi tegangan kerja dioda zener, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif karena sifat pin protec yang akan aktif jika terdapat tegangan positif pada masukannya, perhatikan adanya resistor pull down pada pin protec yang menunjukkan pin tersebut aktif saat kondisi tinggi (active high).

Namun jika pada titik yang diproteksi terdapat tegangan yang lebih rendah dari tegangan kerja dioda proteksi, maka tegangan tersebut tidak akan mengalir melalui dioda proteksi, kecuali dioda proteksi mengalami kebocoran, sehingga jika sistem proteksi aktif padahal titik yang diproteksi dalam kondisi normal, patut dicurigai dioda proteksi nya yang mengalami kerusakan, atau resistor pull down yang kemungkinan terbuka (resistansinya naik / molor).

Rangkaian diatas digunakan jika pin protec pada IC Micom / Jungle menerapkan sistem aktif saat kondisi tinggi (active high), tetapi jika pin protec pada IC Micom / Jungle menerapkan sistem aktif pada kondisi rendah (active low), maka ditambahkan transistor sebagai pembalik, skematiknya seperti berikut.

Over Voltage ProtectionCara kerjanya adalah apabila tegangan pada titik yang di proteksi lebih tinggi dari tegangan kerja dioda zener D2, maka tegangan akan mengalir melalui D2 menuju basis transistor dan menyebabkan transistor aktif (on), saat transistor aktif berarti kaki collector dan emitor pada transistor tersebut terjadi hubung singkat, sehingga ini sama saja dengan menghubungkan kaki katoda D1 ke ground, karena D1 di pasang secara terbalik, maka tegangan akan mengalir melalui D1 dan menyebabkan tegangan pada pin protec pun menjadi nol volt, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif.

Namun jika pada titik yang diprotek terdapat tegangan yang lebih rendah dari tegangan kerja dioda zener D2, maka tegangan tersebut tidak akan mengalir melalui dioda zener D2, sehingga transistor dalam kondisi tidak aktif (off), kecuali dioda zener D2 mengalami kebocoran sehingga tegangan berapapun akan tetap mengalir ke basis transistor sehingga memicu transistor menjadi aktif (on), atau jika transistor mengalami kebocoran sehingga kaki collector dan emitor selalu hubung singkat meskipun pada basis transistor tidak terdapat tegangan sama sekali, sehingga jika ternyata pada titik yang diproteksi terdapat tegangan normal tetapi sistem proteksi dalam kondisi aktif, patut di curigai D1 dan atau D2 mengalami kebocoran, TR mengalami kebocoran atau short, atau resistor pull up yang kemungkinan terbuka (resistansinya naik / molor).

Sistem proteksi ini biasanya diterapkan untuk proteksi tegangan heater (melalui penyearah dan rangkaian pembagi tegangan / voltage divider terlebih dahulu), tegangan supply 8 volt dan ABL.

3. Sistem Proteksi Arus Lebih (Over Current Protection / OCP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi power supply terbebani arus yang berlebihan yang dapat mengakibatkan power supply rusak, sistem proteksi ini biasanya diterapkan pada supply tegangan tinggi (B+), atau pada supply tegangan vertical driver.

Secara sederhana cara kerja sistem proteksi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saat beban abnormal maka akan menyebabkan arus pada R1 (IR) meningkat katakanlah menjadi 2 ampere dari arus normalnya sebesar 1 ampere, jika R1 sebesar 0.47 Ohm, maka tegangan pada R1 (Vr) dapat dihitung sebesar :

Vr = IR x R1

Vr = 2 x 0.47 = 0.94 volt

Beda potensial sebesar 0.94 volt pada R1 yang berarti juga beda potensial antara basis - emitor (Vbe) TR1 akan menyebabkan TR1 menjadi aktif (on) karena tegangan sebesar 0.94 volt telah melebihi tegangan aktif transistor PNP yang hanya sebesar 0.6 volt. Karena TR1 dalam kondisi aktif, maka terjadi hubung singkat antara kaki emitor dan collector nya, sehingga pada kaki collector TR1 timbul tegangan mendekati tegangan emitor nya, karena tegangan ini diumpankan ke basis TR2 melalui R2 sehingga menyebabkan TR2 pun aktif (on), saat TR2 aktif berarti kaki collector dan emitor pada TR2 pun terjadi hubung singkat, dan ini sama saja dengan menghubungkan kaki katoda D ke ground, karena dioda di pasang secara terbalik, maka tegangan akan mengalir melalui dioda dan menyebabkan tegangan pada pin protec menjadi sebesar nol volt, pada kondisi ini maka sistem proteksi menjadi aktif.

Namun jika beban tidak mengalami abnormal, maka arus IR pun dalam kondisi normal, katakanlah sebesar 1 ampere sehingga beda potensial antara kaki basis - emitor TR1 hanya sebesar 0.47 volt (didapat dari IR x R = 0.47 x 1 = 0.47), karena masih dibawah tegangan aktif transistor PNP yang besarnya 0.6 volt, sehingga TR1 dalam kondisi tidak aktif (off), karena TR1 off, maka pada basis TR2 tidak terdapat tegangan sehingga TR2 pun dalam keadaan off, pada kondisi ini sama saja membiarkan katoda D mengambang sehingga sistem proteksi dalam kondisi tidak aktif, karena pin protec di supply oleh resistor pull-up R3 ke tegangan Vcc, sehingga tegangan pada pin protec kurang-lebih sebesar tegangan Vcc.

Tetapi jika sistem proteksi dalam kondisi aktif meskipun tidak terjadi beban yang abnormal patut di curigai nilai resistansi R1 atau R3 yang meningkat (molor), resistansi R2 yang menurun, TR1 atau TR2 bocor atau short, atau dioda D nya bocor.

Sistem proteksi ini biasanya diterapkan untuk proteksi supply tegangan B+ menuju ke Travo Flyback dan supply tegangan vertical driver .

4. Sistem Proteksi Suhu Lebih (Over Thermal Protection / OTP )

Sistem proteksi ini digunakan untuk memproteksi sistem dari suhu yang berlebihan, tetapi sistem proteksi ini biasanya hanya terdapat pada power supply yang rangkaiannya sudah terintegrasi dalam IC power supply tersebut yang kebanyakan berjenis SMPS (switching mode power supply), berbeda dengan sistem proteksi lainya yang hanya menyebabkan pesawat menuju pada mode standby jika sistem proteksi sedang aktif, pada sistem proteksi OTP ini akan langsung menyebabkan pesawat mati total karena power supply yang akan berhenti bekerja jika sistem proteksi mendeteksi suhu yang melebihi batas.

5. Sistem Proteksi Keseimbangan Putih (White Balance Protection / WBP)

Sistem proteksi ini hanya terdapat pada pesawat televisi merek SONY, dan efek yang ditimbulkan jika sistem proteksi ini sedang aktif berbeda dengan sistem proteksi lainya, dimana jika sistem proteksi ini mendeteksi kesalahan maka tidak akan menyebabkan pesawat menuju mode standby apalagi sampai off, tetapi hanya akan menyebabkan gambar menjadi gelap. Sistem proteksi ini secara bekerjanya mendeteksi arus katoda (IK) pada ketiga katoda RGB pada tabung CRT, yang kemudian diumpankan pada pin masukan IK yang memang tersedia pada IC jungle nya.

Menon-Aktifkan Sistem Proteksi

Sebelum dapat melakukan pelacakan bagian mana yang mengalami kerusakan pada pesawat televisi yang berada dalam kondisi terproteksi tentunya kita harus menon-aktifkan dahulu sistem proteksinya, karena jika sistem proteksi masih dalam keadaan aktif, kita tidak mungkin dapat melakukan pelacakan terhadap bagian yang rusak karena pesawat televisi akan langsung menuju kedalam mode standby sesaat setelah dinyalakan.

Pada contoh pembahasan digunakan pesawat televisi merek SHARP model 51U200, dimana pada model ini terdapat 8 titik proteksi, untuk menon-aktifkan seluruh proteksi dapat dilakukan dengan cara melepas jumper J718, J421 dan J906, dimana J718 terhubung dengan proteksi terhadap tegangan 180 volt, heater, 8 volt, dan ABL.

Sedangkan J421 terhubung dengan proteksi untuk tegangan 26 volt yang merupakan supply power amplifier, dan J906 terhubung dengan proteksi vertical output (vertical guard), tegangan 5 volt dan X-Ray protector (proteksi sinar -x) yang sebenarnya juga terhubung dengan heater tetapi disini digunakan untuk memproteksi terhadap kelebihan tegangan pada heater, karena sinar-x juga bisa timbul akibat naiknya tegangan pada heater.

Setelah sistem proteksi di non-aktifkan, maka akan dapat diketahui bagian mana yang mengalami kerusakan berdasarkan gejala yang ada, tetapi cara ini berbahaya jika sistem proteksi aktif karena adanya konsleting, karena hal tersebut dapat menyebabkan salah satu komponen akan terbakar akibat adanya konsleting, tetapi cara ini adalah cara yang tercepat untuk dapat menemukan kerusakan berdasarkan gejala yang timbul, tabel dibawah ini menunjukkan gejala yang mungkin timbul saat pesawat televisi berhasil di hidupkan setelah sistem proteksi di non-aktifkan, bagian manakah yang mungkin mengalami kerusakan dan komponen manakah yang berperan sebagai detektor proteksi :

Gejala Bagian yang mungkin rusak Detektor Proteksi

Gambar blanking RGB Amplifier hehilangan tegangan 180 volt D613
Gambar gelap, heater tidak menyala CRT kehilangan tegangan heater D614
Gambar gelap, OSD ada Tegangan ABL tidak normal D606
Gambar normal, suara tidak ada Pow Ampli kehilangan supply tegangan 26 volt D309
Gambar bergaris horizontal defleksi vertical tidak normal D504
Gambar terlalu terang ABL tidak normal D606, D607, Q603
Gambar polos / hor mati total Sistem kehilangan tegangan Vcc 8 volt D608, D609
Standby / tidak dapat menerima siaran Sistem kehilangan tegangan 5 volt D572

Cara lain untuk mengetahui bagian yang rusak adalah dengan cara melepas solderan salah satu kaki dari seluruh detektor proteksi, misalnya dengan melepas solderan kaki katoda dari dioda-dioda detektor proteksi yaitu D613, D614, D606, D309, D504, D607, D608, D609 dan D572. Setelah semua kaki katoda dioda-dioda detektor proteksi terlepas kemudian nyalakan pesawat televisi, saat pesawat televisi dalam kondisi menyala, kemudian hubungkan satu-persatu kaki tersebut dengan menggunakan ujung colokan AVO meter atau ujung obeng trim ke jalur PCB nya, jika saat salah satu kaki katoda dioda detektor tersebut di hubungkan dengan jalur PCB nya dan mendapati pesawat televisi menuju ke mode protect (standby), maka bagian tersebut lah yang mengalami kerusakan, dari sini dapat dilakukan pelacakan lebih lanjut untuk menemukan komponen yang rusak dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan.

Sedikit Tips Cara Membandrek FLYBACK

Hampir semua teknisi TV pastilah pernah mengalami sedikit kesulitan dalam mencari serial FBT yang pas dengan yang mau diganti, kadang harus masuk banyak Toko elektronik tapi ternyata barang yang kita cari belum tentu ada, walhasil hanya memakan waktu, biaya, dan tenaga saja...alias cuapek...he he he...
Gimana mau bayaran wong cari sparepartnya aja nggak nemu. Tentunya kita sejenak berpikir untuk alternatif pengganti lainnya, satu-satunya jalan harus dengan Membandreknya, atau mengganti dengan serial part yang lain kalo memang betul-betul nggak ada.
Disini saya akan memberikan sedikit gambaran membandrek FBT dengan hasil gambar yang bagus dan mudah2an hasil akhirnya awet....biar nggak mengecewakan konsumen.
Okelah langsung saja, untuk dapat membandrek FBT langkah awal kita harus tahu data pin yang akan mau kita bandrek dulu, apabila tidak ada tulisan pada PCB-nya tentunya kita harus mengurut jalur masing2 sehingga dapat diketahui berapa voltase pada masing2 pin. Kita pastikan bahwa datanya sudah benar.
Alangkah lebih baik kalau kita punya banyak skema FBT, sehingga mempermudah pemilihan FBT sebagai penggantinya dengan kita tahu karakteristiknya terlebih dahulu.
Untuk pemilihan FBT sebagai pengganti janganlah asal, karena nanti berpengaruh pada hasil gambarnya nanti dan tentunya banyak kendala2 yang mempersulit kita sendiri pada proses pemasangannya. Untuk lebih mudahnya kita harus memperhatikan hal2 sebagai berikut:

1. Tegangan FBT/B+, ini adalah hal yang terpenting dalam pemilihan FBT pengganti, karena tiap2 FBT mempunyai B+lain2, misalnya : 90V, 115V, 125V, 135V, harus disesuaikan, suatu contoh: B+ 115V diganti dengan B+ 125 ini nanti akan berakibat voltase yang keluar pada sekunder FBT menurun, dengan demikian gambar akan sedikit gelap karena tegangan Heater menurun, dan tegangan sekunder lainnya.

2. Motif Lingkaran Pin FBT, pilihlah motif yang sama lingkarannya, hal ini agar pemasangan pada PCB-nya lebih gampang, tinggal tancap dan kelihatan rajin, meskipun kita harus potong jalur karena voltase Pin yang berbeda.

3. Ukuran Inch CRT, ini juga berpengaruh lebih baik menggunakan FBT untuk ukuran Inch CRT yang sama, ukuran model TV sekarang misal: 14", 20"/21", 29".

4. Merk TV, ini memang tidak begitu berpengaruh, hanya saja kalo menggunakan FBT yang dipakai dengan merk yang sama tentunya lebih mudah, karena biasanya Pabrikan untuk update produknya hanya ada perubahan sedikit, nah ini tentunya mempermudah kita dalam mengoplos Pin ataupun modifikasi. Misalnya TV merk Samsung menggunakan FBT FTK-14A004F(S) diganti dengan FBT FSV-14A001 kepunyaan Samsung juga, nah tentunya ini hanya perlu sedikit modifikasi saja.

5. Mungkin ada yang mau nambahin....?

Untuk tegangan AFC apabila pada FBT pengganti nggak ada bisa diambil pada tegangan Heater, atau digulung membuat lilitan tambahan pada inti ferit FBT.
Apabila gambar melebar atau menyempit secara Horisontal, anda bisa memodifikasi Capasitor pada Yoke misal nilai2: 334/400V, 474/400V dengan menambah atau mengurangi. Janganlah merubah nilai Capasitor Resonansi atau Capasitor pada Colector Transistor Horisontal, karena sangat beresiko.

Saya juga sering mengganti FBT TV China dengan yang lain karena memang di pasaran hanya sebagian saja yang ada, jatuh pada pilihan 154-177B kepunyaan Goldstar, karena serial ini banyak kecocokan dan harganyapun nggak terlalu mahal, banyak dipasaran dan lumayan awet walaupun kualitas biasa.

Kerusakan raster blank pada TDA9381

Menangani pesawat yang menggunakan sirkit yang menggunakan UOC TDA9381 atau seri TDA lainnya, tentu kita akan menjumpai beberapa hal seperti dibawah ini :

Pada saat pesawat dinyalakan pertama kali, munculnya raster lebih lama jika dibanding dengan pesawat yang menggunakan ic Jepang seperti misalnya seri Sanyo LA, Toshiba TA atau Mashushita M.
Jika emisi katode R, G, B sudah berbeda jauh....maka munculnya raster makin membutuhkan lama
Jika salah satu katode CRT sudah sangat lemah, maka raster tetap akan blank terus tidak mau nyala – keruskan bukan pada ic TDA. Banyak teknisi pemula yang terjebak pada kasus ini, menyangka bagian TDA yang rusak
Pada saat raster masih gelap kadang kita melihat sebuah garis horisontal pada bagian layar atau bagian bawah layar. Hal ini biasanya dapat terlihat jika vertikal-size agak kurang lebar
Kecuali 3 buah jalur R-out, G-out dan B-out – TDA mempunyai satu jalur hubungan lagi ke pcb CRT soket yang diberi nama AKB.
Biasanya dipasangkan dengan TDA6107 sebagai video-drive pada sirkit pcb CRT soket.
Pada ic buatan Jepang – jika tegangan pada pin- R,G,B out nol, maka kerusakan pasti ada pada bagian ic tersebut. Tetapi pada TDA – jika tegangan pin- R,G,B out nol kerusakan belum tentu pada ic tersebut, dapat disebabkan kerusakan pada sirkit pcb CRT soket atau tabung CRT.
Adjustment VR G2 (screen) kadang cukup kritis....jika terlalu kecil dapat menyebabkan raster gelap blank.....jika terlalu besar dapat menyebabkan layar nyala tanpa gambar dan ada garsis-garis blangking.
Semua hal tersebut diatas, disebabkan karena TDA mempunyai sirkit Continuous Cathode Calibration (CCC) atau sirkit AKB (Automatic Cathode Bias).

Apa fungsi sirkit CCC itu ? Dan apa keuntungannya ?

Dinamakan CCC atau AKB karena sirkit ini mampu menyetel (adjust) secara otomatis low-light white-balance R,G,B cut-off arus katode bias tabung CRT setiap kali pesawat dinyalakan pertama kali.
Tabung CRT jika sudah digunakan beberapa lama, maka emisi ketiga katodenya tentu akan mengalami perubahan (degradasi). Perubahan masing-masing katode tidak selalu sama, misalnya warna G lebih cepat menurun menjadi lebih lemah. Hal ini tentu akan mengakibatkan “white balance” berubah. Gambar rambut orang yang hitam misalnya, mungkin berubah menjadi kemerah-merahan atau ke biru-biruan. Sirkit AKB berfungsi mengajust white-balance kembali setiap kali pesawat dinyalan pertama kali, hal ini untuk menjaga kualitas warna gambar yang selalu prima

Bagaimana cara kerja sirkit CCC ?

Pada saat pertama pesawat dinyalakan pin-R,G,B-out di-muting sehingga tegangannya nol semua sehingga raster blank.
Pulsa-pulsa pendek sebagai sampling akan dikeluarkan secara bergantian dari pin-R,G,B out pada setiap awal vertikal blangking. Sinyal sampling ini kadang dapat terlihat pada bagian atas atau bagian bawah layar.
Pulsa-pulsa sampling akan menyebabkan arus katode R,G,B CRT.
Besarnya masing-masing arus katode R,G,B akan diumpan balikkan kembali lewat jalur AKB atau IK ke ic TDA.
Oleh bagian “Continuous Cathode Calibration” besarnya pulsa umpan balik sampling ini masing-masing akan dibandingkan dengan sebuah tegangan referensi untuk mengetahui seberapa kuat/lemahnya emisi katode.
Kemudian ketiganya akan diadjust agar mendapatkan white-balance yang tepat. Proses pen-adjust-an ini kadang membutuhkan waktu lama jika emisi ketiga katode sudah tidak seimbang lagi. Oleh karena itu kadang munculnya raster kadang butuh waktu lama
Jika white-balance sudah tercapai – maka muting akan dilepas – dan pada pin-R,G,B-out akan muncul tegangan dan raster menyala.
Jika white-balance tidak dapat tercapai, maka R,G,B-out akan tetap di-muting nol volt...dan raster tetap gelap terus.

TROBLESUTING

Apa yang perlu dilakukan jika menjumpai raster blank dan tidak ada OSD pada sirkit TDA.

PERTAMA COBA NAIKKAN TEGANGAN SCREEN (G2) – dengan memutar kekanan VR screen

(1) Jika layar tetap blank, maka kemunginan penyebab adalah :

Heater tidak menyala
Bagian vertikal tidak kerja
Tegangan screen short karena kerusakan kapasitor filter, CRT - G1 short dengan G2 atau flyback rusak
CRT rusak (emisi habis)

(2) Jika raster nyala putih dengan garis-garis blangking, maka kemungkina penyebab adalah :

Tidak ada pulsa FBP ke pin-34. Periksa jalur pulsa dari pin-AFC flybak ke pin-34.
Kalau merk SAMSUNG pulsa FBP biasanya diambil dari kolektor transistor horisontal-out lewat kapasitor 681pf/2Kv. Cek mungkin jalur putus atau ada part yang short.
Ada kerusakan salah satu part pada sirkit pcb CRT soket
Tidak ada tegangan suply 180v
Jalur umpan balik AKB atau IK dari pcb CRT soket ke pin-50 terputus
Adjustment VR screen kurang pas (* baca keterangan dibawah)
Tegangan heater kurang
Kadang dapat dikoreksi dengan menaikkan tegangan hetaer

(3) Jika raster nyala dengan salah satu warna dominant, maka kemungkinan penyebab adalah :

Emisi salah satu katode lemah (CRT rusak)
Ada kerusakan pada salah satu penguat Video-drive R,G,B
Tegangan heater kurang
Kadang dapat dikoreksi dengan menaikkan tegangan heater

*Cara adjustment VR screen pada sirkit TDA :

Putar VR kekanan, sehingga muncul garis-garis blangking
Kembalikan step-by step (sedikit-demi-sedikit)
Setiap kali mengurangi VR screen – tunggu beberapa saat – hal ini untuk memberi waktu sirkit CCC melakukan adjustment white-balance

Dari contoh ketiga gejala tersebut diatas, maka keputusan menilai bahwa ic TDA yang rusak hendaknya menjadi alternatip terachir.

Catatan :

Kerusakan raster gelap tetapi OSD muncul – berarti bukan kerusakan RASTER BLANK.

Kerusakan pada ic video-chroma seperti karena tidak ada tegangan ABL, kerusakan bagian TV/AV switch, jalur sinyal Video terputus, atau ic video-chroma sendiri yang rusak.

5 komentar:

Comments

coment