KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA
TUJUAN
:
Menjelaskan
dan fungsi komponen resitor mengetahui karakteristik dari setiap komponen elektronika baik yang
termasuk
komponen pasif maupun komponen aktif.
Mengetahui
cara menentukan atau menghitung besarnya nilai dari suatu jenis komponen
elektronika.
1.
Komponen Pasif
Komponen
pasif adalah kompfungsi komponen resitor onen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan
sumber
tegangan atau sumber arus tersendiri.
Adapun
yang termasuk komponen pasif antara lain :
1.1.RESISTOR
Resistor adalah suatu komponen fungsi komponen resitor elektronika yang fungsinya
untuk menghambat arus
listrik.
Resistor dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.1.1. Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang memiliki nilai hambatan
yang tetap. Resistor
memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1/16 watt, 1/8
watt, ¼ watt, ½ watt
dsb.
Artinya resitor hanya dapat fungsi komponen resitor dioperasikan dengan daya
maksimal sesuai dengan
kemampuan dayanya.
Untuk
mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari
warna yang
tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang
warna.
Warna
|
Gelang KE
|
||
1 dan 2
|
3
|
4
|
|
Hitam
|
0
|
x 1
|
1%
|
Cokelat
|
1
|
x 10
|
2%
|
Merah
|
2
|
x 100
|
2%
|
Jingga
|
3
|
x 1000
|
-
|
Kuning
|
4
|
x 10000
|
-
|
Hijau
|
5
|
x 100000
|
-
|
Biru
|
6
|
x 1000000
|
-
|
Ungu
|
7
|
x 10000000
|
-
|
Abu-Abu
|
8
|
x 100000000
|
-
|
Putih
|
9
|
x 1000000000
|
-
|
Emas
|
-
|
x 0.1
|
5%
|
Perak
|
-
|
x 0.01
|
10%
|
Tidak
Berwarna
|
-
|
-
|
20%
|
Contoh:
Keterangan untuk 4 band :
- Gelang ke-1 dan ke-2 fungsi komponen resitor menyatakan angka dari resistor tersebut.
- Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).
- Gelang ke-4 menyatakan toleransi.
Misalnya :
Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak
Maka nilainya
: 2 0 104 10%
Berarti
nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200 Kohm dengan
toleransi
sebesar 10%.
Range
hambatan resistor tersebut adalah
= 200.000
± 10%
= 10% x
200.000 = 20.000 Ohm
= 200.000
– 20.000 sampai 200.000 + 20.000
=
180.000 sampai 220.000 Ohm.
1.1.2. Resistor yang Tidak Tetap (Variabel)
Ialah resistor yang fungsi komponen resitor nilai hambatannya atau resistansinya
dapat diubah-ubah.
Jenisnya antara lain : hambatan geser, trimpot dan
potensiometer.
Yang banyak digunakan ialah trimpot dan potensimeter.
* A. Potensiometer
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan
memutar poros
yang telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan
trimpot secara
fungsional.
* B. Trimpot
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan
cara memutar
porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai
hambatan dari
suatu trimpot dapat dilihat fungsi komponen resitor dari angka yang tercantum pada
badan trimpot
tersebut.
1.1.3 LDR (Light Dependent Resistance)
Yaitu resistor yang dapat berubah-ubah nilai resistansinya
jika permukaannya
terkena cahaya. Kondisinya ialah jika terkena cahaya nilai
resistansinya
kecil,sedangkan jika tidak fungsi komponen resitor terkena cahaya (kondisi gelap)
maka nilai resistansinya
besar.
1.1.4 NTC (Negative Temperature Coeffisient)
Yaitu resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah
sesuai dengan perubahan
temperatur terhadapnya.fungsi komponen resitor Jika temperaturnya makin tinggi maka
nilai resistansinya
kecil dan sebaliknya bila temperaturnya makin rendah maka
nilai resistansinya
semakin besar.
1.1.5 PTC (Positive Temperature Coeffisient)
Yaitu resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah
sesuai dengan
temperatur terhadapnya. Jika temperaturnya makin tinggi maka
nilai resistansinya
semakin besar sedangkan bila temperaturnya makin rendah maka
nilai
resistansinya pun semakin kecil.
Simbol PTC :
Macam - macam Resistor (Resistor Tetap)
Sebenarnya macam-macam dari resistor / hambatan itu ada 2, yang pertama Resistor / hambatan dengan nilai tetap (Fixed Resistor) dan yang kedua resistor yang dapat ber-ubah-ubah nilainya atau tidak tetap (Variabel Resistor).
Yang dimaksud dengan Resistor Tetap (Fixed Resistor) adalah nilai hambatannya tetap sesuai dengan nilai yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Sedang Resistor tidak tetap (Variable Resistor/VR) adalah resistor yang dapat berubah nilai hambatannya baik itu disengaja di rubah ataupun karena adanya pengaruh lingkungan.
1. Macam-macam Jenis Resistor Tetap (Fixed Resistor) :
- Resistor Kawat Resistor ini merupakan jenis resistor pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis resistor kawat yang masih banyak dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Daya yang tersedia untuk resistor jenis kawat ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Bentuk fisik bisa dilihat pada gambar :
Resistor Kawat |
- Resistor Arang (Batang Karbon) Resistor jenis ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang. Resistor jenis ini merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk fisik dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar :.
Resistor Arang |
- Resistor Film Karbon Jenis resistor ini dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan mudah didapat di pasaran. Resistor ini memiliki daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt dengan toleransi 5% dan !0%. Bentuk fisik dari Resistor film karbon seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Resistor film karbon |
- Resistor Metal Film Bentuk fisik hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur.dan memiliki tingkat ketelitian nilai yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% sampai 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor ini cenderung lebih baik karena memiliki toleransi yang lebih kecil. Resistor Metal Film memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, misalnya alat ukur.Daya yang dimiliki sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk Resistor Metal Film dapat dilihat pada gambar:
Resistor Metal Film |
- Resistor Keramik atau Porselin Perkembangan teknologi di bidang elektronika semakiin maju seperti tidak ada pangkalnya, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor keramik ini sekarang sudah dilapisi dengan kaca tipis, banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya relatif sangat kecil serta memiliki tingkat resistansi tetelitian yang tinggi. Daya yang dimiliki resistor ini sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Sedang nilai resistansinya tertulis pada tubuhnya. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar :.
Resistor Keramik |
Cara cek kondisi power Supply
Mungkin anda pernah mengalami suatu ketika komputer anda mati total. Kalau komputer mati total, yaitu jika di tekan tombol powernya komputer tidak nyala, kemungkinan kerusakannya ada dua. Mau tahu kelanjutannya …. ?sabar ‘helm standart’ minum kopi dulu hehehe. Yang jelas jangan buru-buru bawa ketukang service, karena saya akan berikan trik jitu untuk anda agar lebih menghemat biaya service. Silahkan simak terus artikel berikut untuk mengetahui trik jitunya, he……
Jika komputer di nyalakan dengan menekan tombol power dan ternyata komputer tetap mati, kemungkinan yang terjadi adalah:
- Kabel power putus atau bahkan saluran listriknya putus.
- Power Supply mengalami kerusakan, bisa drop (nyala sebentar terus mati) dan bisa mati total.
Di Posting ini saya akan sharing tentang cara cek power supply ATX secara mandiri artinya tanpa harus dicolokkan ke Mainboard Komputer.
Caranya Cek Power Supply ATX :
- Siapkan power supply yang akan dicek
- Siapkan clip kertas yang telah diluruskan
- Cari kabel yang berwarna hijau dan hitam, kemudian hubungkan dengan menggunakan klip kertas tersebut.
- Colokkan kabel powernya ke listrik PLN.
- Kalau Kipas Power Suplly berputar berarti power supply nyala dan sebaliknya.
- Akan tetapi Kipas Power Suplly berputar belum tentu menandakan bahwa power supply itu bagus, karena ada banyak kasus power supply ATX itu mengalami arus/daya drop sehingga ketika disambungkan ke mainboard dan di bebani dengan harddisk, Komputer tetap tidak nyala / mati tapi kondisi fan masih berputar. Kondisi inilah yang dinamakan Power Supply Ngedrop.
Berikut tanda power supply yang drop :
- Komputer sering Hang sendiri.
- USB port menjadi tidak berfungsi.
- Kadang-kadang komputer restart sendiri.
- Komputer nyala tampil di monitor tapi harddisk tidak terdeteksi di BIOS.
- Komputer nyala tapi monitor mati (no Signal) sedangkan lampu indikator komputer (power dan harddisk) nyala terus
Demikian apa yang bisa saya sharing, semoga bisa bermanfaat bagi pengunjung semua. Terima Kasih
sumber:http://sobatpc.com/cara-cek-kondisi-power-supply/
Macam-macam konektor power supply ATX
power
supply ATX merupakan Power supply generasi terakhir yang pernah ada.
Power supply ATX ini mulai dikeluarkan pada saat komputer generasi
pentium III. Power supply ATX ini mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu
adanya fitur shutdown, maksudnya Power supply ini akan mati ketika
penggunakan menggunakan opsi shutdown pada komputer. Power supply ATX
ini mempunyai banyak sekali konektor, yang masing-masing memiliki fungsi
tersendiri dan juga mempunyai besar tegangan yang berbeda-beda.
Konektor apa saja yang disediakan oleh Power supply ATX ini ?
Sobatpc.com akan sharing untuk anda
- Konektor 20/24 pin ATX Motherboard.
Digunakan untuk mensuplly tegangan ke motherboard. Pada Motherboard versi lama digunakan Konektor ATX 20 pin, sedangkan Motherboard yang sekarang / terbaru sudah menggunakan konektor ATX yang 24 pin. Untuk konektor ATX 24 pin pada dasarnya merupakan konektor ATX 20 pin ditambah dengan konektor 4 pin, sehingga kedua konektor ini bisa digabungkan atau dilepas sesuai dengan motherboard yang kita pakai. - ATX 4 pin connector
Digunakan sebagai penyedia supply tegangan untuk Processor kelas Intel Pentium IV. Jadi pada Pentium 4 kebawah, konektor ini tidak perlu digunakan. - 4 Pin Peripherial Power Connector / Molex Connector
Digunakan sebagai supply tegangan untuk berbagai hardware seperti Hardisk IDE, CD ROM Drive dan Kipas Casing komputer. - SATA Power ConnectorDigunakan untuk mensupply tegangan untuk komponen hardware yang menggunakan interface SATA seperti Hardisk SATA dan CD/DVD ROM SATA.
- Floppy Drive Connector / Berg Connector
Konektor ini khusus digunakan untuk Floppy Drive atau pun external audio card. Karena penggunaan Floopy Drive sekarang sangat jarang, maka konektor ini jarang digunakan. - 6 pin PCI-E connector
Konektor ini digunakan untuk memberikan tegangan pada yang terdapat pada beberapa graphic Card yang menggunakan slot PCI Express.
Sedangkan nilai tegangan untuk masing-masing warna adalah sebagai berikut :
- Merah = +5 Volt
- Kuning = +12 Volt
- Orange = +3,3 Volt untuk RAM dan slot PCI
- Ungu = +5 Volt sebagai power standby untuk motherboard
- Putih = -5 Volt
- Biru = -12 Volt
- Hijau = berfungsi sebagai Power Switch ON
- Hitam = Ground
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
Resistor | |
---|---|
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat 2. Resistor Batang Karbon 3. Resistor Keramik atau Porselin 4. Resistor Film Karbon 5. Resistor Film Metal |
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer 2. Potensiometer Geser 3. Trimpot 4. NTC dan PTC 5. LDR |
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat | |
---|---|
![]() | Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping. |
2. Resistor Batang Karbon (Arang) | |
![]() | Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
3. Resistor Keramik atau Porselin | |
![]() | Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
4. Resistor Film Karbon | |
![]() | Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
5. Resistor Film Metal | |
![]() | Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer | |
---|---|
![]() | Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer. |
2. Potensiometer Geser | |
![]() | Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah. |
3. Trimpot | |
![]() | Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping. |
4. NTC dan PTC | |
![]() | NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping. |
5. LDR | |
![]() | LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas. |
Macam-macam resistor, resistor hanya ada 2 macam, jenis-jenis resistor, resistor hanya ada 2 jenis.
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
Resistor | |
---|---|
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat 2. Resistor Batang Karbon 3. Resistor Keramik atau Porselin 4. Resistor Film Karbon 5. Resistor Film Metal |
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer 2. Potensiometer Geser 3. Trimpot 4. NTC dan PTC 5. LDR |
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat | |
---|---|
![]() | Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping. |
2. Resistor Batang Karbon (Arang) | |
![]() | Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
3. Resistor Keramik atau Porselin | |
![]() | Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
4. Resistor Film Karbon | |
![]() | Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
5. Resistor Film Metal | |
![]() | Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer | |
---|---|
![]() | Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer. |
2. Potensiometer Geser | |
![]() | Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah. |
3. Trimpot | |
![]() | Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping. |
4. NTC dan PTC | |
![]() | NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping. |
5. LDR | |
![]() | LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas. |
this article is copy paste from:
http://dr471e-electronics.com/2011/05/macam-resistor-fixed-resistor/
http://dr471e-electronics.com/2011/05/macam-resistor-variable-resistor/
http://www.sahabat-informasi.com/2012/04/macam-macam-jenis-jenis-resistor.html
0 komentar:
Posting Komentar